UNAIRNEWS – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan HIMA Magister Kajian Sastra dan Budaya UNAIR mengadakan seminar nasional dengan tema pengembangan diri. Seminar tersebut berlangsung di Aula Siti Parwati Lantai 2 Fakultas Ilmu Budaya, Kampus Dharmawangsa-B, pada Minggu (8/9/2024).
Kegiatan ini menghadirkan tiga pemateri, yakni Lady Khairunnisa Adiyani S Hum selaku Millenial Campus Ambassador, Anugrah Rizqi Putra S Si selaku CEO Chahra Event, serta Dedek Wiradi S S selaku Ketua Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Budaya dan Sastra se-Indonesia (ILMIBSI).
Ketua HIMA MKSB UNAIR Lady Khairunnisa Adiyani S Hum menyampaikan bahwa seminar nasional dengan tajuk Upgrade Your Skill in Academic, Business, and Leadership ini merupakan kolaborasi perdana dari Kementerian EPP BEM FIB dengan HIMA MKSB UNAIR.
“Tujuan diselenggarakannya seminar nasional yang terbuka untuk umum ini adalah untuk meningkatkan keterampilan akademik, bisnis, dan kepemimpinan bagi para generasi muda. Terutama mahasiswa dalam rangka pengembangan diri,” ujarnya.
Kunci Kepemimpinan yang Ideal
Salah satu pemateri, Dedek Wiradi SS membuka seminar dengan menerangkan definisi dan makna kepemimpinan. Menurutnya, kepemimpinan adalah cara seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam upaya mencapai sebuah tujuan tertentu.
Lebih lanjut, ia menguraikan sikap ideal seorang pemimpin dalam kepemimpinannya haruslah memiliki jiwa integritas yang tinggi. Pemimpin harus punya empati dan memahami perasaan anggotanya. Pemimpin juga harus mampu berkomunikasi dengan efektif, memiliki ketegasan dan keberanian, peduli terhadap orang lain, dan peka terhadap kondisi sekitarnya.
Wira yang saat ini melanjutkan studi di Magister Kajian Sastra dan Budaya (MKSB) UNAIR menerangkan bagaimana cara menjadi seorang pemimpin yang hebat. Menurutnya, pemimpin yang hebat adalah pemimpin yang adaptif dengan perubahan. “Yang paling penting untuk jadi pemimpin adalah mampu adaptif dengan perubahan. Jangan sampai menjadi seorang pemimpin yang kolot dan kuno,” tutur Wira.
Pemimpin sebagai Penentu
Selain itu, Wira menekankan pentingnya visi yang jelas dalam kepemimpinan. Ia menjelaskan bahwa seorang pemimpin harus mampu memberikan arah yang tepat bagi timnya dan terus menjaga fokus terhadap tujuan yang ingin ia capai. “Pemimpin harus bisa menginspirasi timnya untuk bergerak bersama mencapai visi bersama. Tanpa visi yang jelas, kepemimpinan akan kehilangan arah,” lanjutnya.
Di akhir seminar, Wira memberikan tips kepada peserta tentang bagaimana cara memupuk keterampilan kepemimpinan sejak dini. Ia mendorong para mahasiswa untuk tidak takut mengambil tanggung jawab dan aktif dalam organisasi, karena dari sanalah mereka bisa mulai belajar memimpin. “Kepemimpinan bukanlah sesuatu yang lahir begitu saja, melainkan dibentuk dari pengalaman. Jadi, mulailah dari sekarang, ambil tanggung jawab di organisasi, dan terus asah keterampilan kalian,” tutupnya.
Penulis: Sintya Alfafa
Editor: Edwin Fatahuddin