Universitas Airlangga Official Website

BEM FIB Gandeng PEPADI Bahas Seni Tradisi di Era Artificial Intelligence

UNAIR NEWS – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga adakan Seminar Nasional. Mengusung tema “Dinamika Pemertahanan Seni Tradisi di Era Artificial Intelligence”. Acara itu berlangsung pada Selasa (31/10/2023) di Ruang Siti Parwati FIB UNAIR.

Seminar nasional tersebut merupakan rangkaian acara Festival Budaya FIB UNAIR 2023 yang menggandeng Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Jawa Timur.  Hadir dalam acara itu, dua pemateri yang mendalami bidangnya. Pemateri tersebut adalah Dr Samidi SS MHum selaku Dosen Sejarah FIB UNAIR dan Sinarto SKar MM selaku Ketua PEPADI Jawa Timur.  

Pada awal materinya, Samidi mengatakan, seni adalah sesuatu yang menyenangkan ketika ditonton. Seni itu, lanjutnya, bersifat nisbi, artinya seni itu bersifat relativitas dan tidak bisa dianggap mutlak.

“Seni itu bersifat nisbi atau relatif. Jangan ngomongin keindahan dulu, karena indah itu relatif, yang penting seni itu menyenangkan ketika ditonton dan bisa menghapus penat bagi yang suka,” tutur Samidi.

Jawa Aja Ilang Jawane

Samidi menerangkan, di Surabaya yang menjadi ciri khas kesenian yang ada adalah pertunjukan ludruk. Oleh karena itu, lanjutnya, jangan sampai tidak ada penerus dari pemain Ludruk tersebut.

“Sebagai orang Jawa, khususnya Surabaya jangan sampai kesenian itu hilang. Karena, Ludruk adalah kesenian khas asli dan berkembang di Surabaya dan sekitarnya. Jadi teman-teman ayo coba menyaksikan ludruk ya,” tutur Dosen Ilmu Sejarah FIB UNAIR itu.

Samidi menambahkan, menyaksikan pertunjukkan kesenian, misalnya Ludruk secara langsung dari menyaksikkan melalui rekaman akan berbeda. Hal itu, lanjut Samidi, karena suasana pada saat pertunjukkan itulah yang tidak bisa dirasakan ketika melihat rekaman.

Tantangan di Era Artificial Intelligence

Sinarto, selaku pemateri kedua menuturkan, salah satu masalah yang ada adalah kurangnya Sumber Daya Manusia Indonesia yang kurang berekspresi. SDM ini harusnya, lanjut Sinarto, mampu mengembangkan potensi kesenian khas Indonesia. 

“Anak-anak muda harus berani berekspresi untuk mengembangkan kesenian Indonesia. Karena, misalnya KPOP itu yang bereksplorasi adalah para anak mudanya bukan orang-orang tua. Jadi, ayo berpikir secara kreatif para generasi muda untuk mengembangkan potensi yang kita miliki,” tutur Sinarto.

Pada akhir, Ketua PEPADI Jawa Timur menjelaskan, saat ini sudah ada suatu teknologi bernama Artificial Intelligence. Hal itu, lanjutnya, harus dipandang sebagai potensi yang bisa memaksimalkan potensi kesenian kita, jangan malah menjadi sesuatu yang negatif. 

Penulis: Muhammad Rizal Abdul Aziz

Editor: Nuri Hermawan