UNAIR NEWS – ABDIDAYA ORMAWA 2024 menorehkan cerita manis bagi Tim PPK BEM Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) Universitas Airlangga (UNAIR) Banyuwangi. Ajang anugerah Penguatan Kapasitas Ormawa dari Pusat Prestasi Nasional KEMENDIKBUD itu memberikan penghargaan sebagai Juara 4 Daya Juang Terbaik ke tim PPK BEM FIKKIA.
Pengabdian Tulus Menembus Rimbun Hutan
Ketua Pelaksana, Azizah Puspaningtyas tidak pernah menyangka akan mendapatkan penghargaan tim dengan daya juang tertinggi dari ABDIDAYA ORMAWA. Kerja keras menghadapi tantangan berbuah manis. Masalah yang datang silih berganti tidak membuat tim berhenti berjuang dan memilih tetap bertahan hingga akhir.
Hal tersebut memberi kekuatan bagi BEM FIKKIA semakin optimis menuntaskan tantangan yang ada. “Kami tidak menyerah untuk memberikan dampak dan kebermanfaatan yang maksimal untuk masyarakat maka akan berdampak positif,” katanya.
Ribuan memori dalam benak kepala tak akan habis untuk ia ceritakan. Kebersamaan tim memberikan kekuatan untuk bersama melalui hari yang berat. Mereka pernah menginap di tempat pengabdian, yaitu Desa Watukebo selama tiga minggu. Perjalanan juga tak terasa mudah karena harus melewati hutan sepanjang 8 hingga 20 km setiap hari. Akses jalan yang masih berupa batuan dan tanah memberikan tantangan tersendiri bagi mereka
“Jadi pengalaman yang berkesan banyak sekali. Karena tantangan yang dihadapi mulai dari jalan bebatuan yang sering bikin kendaraan bannya bocor dan kempes, mata iritasi, hingga tersengat lebah,” ungkap mahasiswa Kesehatan Masyarakat FIKKIA itu.
Kisah RUMPIKU Tuntaskan Stunting
RUMPIKU merupakan singkatan dari Rumah Preventif, Inovatif, dan Kuratif. Azizah menuturkan tempat tersebut menjadi pusat pembelajaran mengenai pencegahan dan penanggulangan stunting. Tim PPKO BEM FIKKIA juga telah melaksanakan sosialisasi perilaku hidup bersih sehat dan gizi seimbang bagi masyarakat setempat.
Tim PPK BEM FIKKIA turut bekerja sama dengan PERSAKMI, Dinas Sosial, dan BKKBN memetakan kasus stunting. Termasuk dalam mengintervensi kasus stunting yang terjadi. Kedepan gerak aksi RUMPIKU akan terus berlanjut melalui kader yang telah terbentuk untuk melayani kesehatan Desa Watukebo.
“Kami juga senantiasa melakukan monitoring dan pendampingan minimal seminggu sekali sembari melihat dari perkembangan kemandirian masyarakat,” tutupnya.
Penulis: Azhar Burhanuddin
Editor: Edwin Fatahuddin