Universitas Airlangga Official Website

APHSA FKM Gelar Seminar Dampak Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Masyarakat

Para narasumber memaparkan materi pada acara Seminar Scholarly X Public Health Career Track (PHCT)
Para narasumber memaparkan materi pada acara Seminar Scholarly X Public Health Career Track (PHCT)

UNAIR NEWS – APHSA (Airlangga Public Health Student Association) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UNAIR menyelenggarakan Seminar Scholarly X Public Health Career Track (PHCT). Kegiatan tersebut merupakan program kerja kolaborasi antara Divisi Keilmuan dengan Divisi Kajian Keprofesian (Kaprof), Himpunan Mahasiswa Jurusan S1 Kesehatan Masyarakat.

Seminar diadakan pada (20/04/2024) di Aula Soemarto FKM dengan mengangkat tema “Navigasi Melalui Perubahan Iklim: Integrasi Mitigasi Proaktif dan Surveilans Adaptif dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat.” Seminar itu mengundang tiga narasumber yaitu, Dr R Azizah SH MKes, dosen Departemen Kesehatan Lingkungan FKM UNAIR; Thufail Muttaqin SKM, praktisi K3L di Perusahaan Jasa Pertambangan Multinasional; dan Cahya Yuliani SKM, Epidemiolog Kesehatan Ahli Pertama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

Dalam pemaparan materinya, Dr Azizah mengulas tentang perubahan iklim di Indonesia. mengangkat contoh kasus akibat perubahan iklim sisi kesehatan lingkungan Indonesia dan internasional. Sebagai contoh yang telah sering terjadi yaitu kemarau panjang dan banjir. Hal ini merupakan dampak dari perubahan iklim yang ekstrim saat ini. “Dampak-dampak yang telah dirasakan ini sudah seharusnya membuat kita sadar untuk berupaya melakukan aksi adaptasi, mitigasi agar meminimalisasi kasus,” ujarnya.

Kemudian, Thufail mengingatkan kepada seluruh audiens agar mulai mencintai bumi melalui diri kita sendiri sehingga menjadi kebiasaan baik. Misalnya saja melakukan penghematan air dan listrik, pengelolaan sampah (3R), reboisasi, mengurangi gas aerosol, serta mulai memanfaatkan kendaraan-kendaraan umum. 

“Saat ini terdapat suatu proyek bernama Kampung Iklim. Di dalamnya mencakup kegiatan reboisasi, penanaman tanaman obat, pertanian terintegrasi, mikrohidro, pengelolaan sampah, pengelolaan kotoran hewan yang menjadi biogas, dan lainnya. Proyek ini menjadi bentuk kesadaran akan kesehatan bumi beserta lingkungan. Dan harapannya dapat diterapkan di berbagai wilayah nantinya,” terang Thufail.

Sementara itu, pemateri ketiga, Cahya kesehatan manusia. Perubahan iklim, katanya, dapat memengaruhi keseimbangan epidemiologi. Akibatnya, terjadi penyebaran penyakit-penyakit baru yang merugikan manusia. “Bahwa konversi perubahan iklim berdampak pada keseimbangan epidemiologi (penyebaran penyakit), khususnya pada penyakit-penyakit infeksi. Oleh karena itu, perlunya penyesuaian kita (selaku manusia) untuk antisipasi dampak buruk,” tegasnya.

Penulis: Annisa Nabila

Editor: Yulia Rahmawati