UNAIR NEWS – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UNAIR adakan forum mini discussion bahas Ikigai pada Rabu (8/11/2023). Acara tersebut bertajuk “ Ikigai: The Pursuit of Purpose and Fulfillment in College Life” membahas bagaimana menjalani kehidupan perkuliahan dengan lebih bermakna. Acara ini terlaksana secara daring via Zoom Meeting.
DAI BEM FKM mengundang Vita Wahid seorang lulusan sastra Jepang Universitas Indonesia, seorang penerjemah Jepang-Indonesia dan telah berpengalaman coach dalam ikigai dan self-growth program dan penulis buku “Finding Ikigai in My Journey”. Dengan pengalamannya selama bertahun-tahun soal konsep ikigai, Vita Wahid sebagai pembicara pada forum kali ini.
Pada pembukaannya, Vita menyampaikan soal arti bahasa jepang yaitu ikigai. Ia menyampaikan bahwa dari segi bahasa, ikigai merupakan dari dua kata yakni “iki” yang berarti hidup atau kehidupan dan “gai” yang berarti berharga, bermakna,bernilai tinggi.
Jalani Hidup dengan Ikigai
Vita, sapaan pemateri mengatakan soal hidup dengan konsep atau prinsip ikigai. Menurutnya dalam keseharian manusia, sebagai keluarga, mahasiswa dan bagian dari masyarakat perlu menjalani hidup dengan makna dan tujuan.
“Karena hidup yang Allah SWT berikan ini, adalah hidup yang berharga,” jelasnya.
Dari penyampaiannya, ikigai merupakan filosofi atau seni hidup untuk menjalani keseharian dengan bermakna, bertujuan dan berharga. Vita juga menyampaikan bahwa kita bisa mulai menjalani keseharian penuh makna berangkat dari menemukan dan mencari hal yang bermakna, dari hal-hal sederhana.
“Temukan dulu hal-hal sederhana yang bermakna dan membuatmu bersyukur menjalani hari. Sesederhana kamu bersyukur masih bisa menikmati kopi atau bermain bersama anabul,” imbuhnya.
Agar Hidup Lebih Bermakna
Selanjutnya, Vita membeberkan aspek dan elemen dalam konsep atau filosofi ikigai. Dalam paparannya terdapat tujuh elemen sebagai kebutuhan psikologi manusia agar merasakan kebermaknaan dalam hidup antara lain adalah : life satisfaction, change and growth, relation and connection, freedom, optimisme, aktualisasi diri dan living with value.
Menurutnya, ketujuh aspek tersebut adalah hal penting yang setidaknya kita miliki dalam keseharian contohnya dalam aspek life satisfaction. Penting untuk menemukan hal ini agar bisa menjalani hari dengan penuh syukur dan kepuasan.
Selain itu, ia juga mengingatkan soal kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang bagi manusia. Menurutnya fase kehidupan mahasiswa adalah saat yang tepat untuk menempa dan membentuk habits.
“Kehidupan kampus adalah yang penuh akan kesempatan untuk menempa, belajar dan bertumbuh,” katanya.
Ia juga menekankan untuk memaksimalkan kemampuan dan bakat dengan maksimal. “Allah tidak menitipkan kemampuan dan bakat secara sia-sia. Maksimalkan kemampuan agar lebih bermanfaat bagi diri dan orang lain,” ucapnya.
Vita menutup sesi materi dengan sebuah quotes. “Jalani apapun yang kamu lalui, jalanilah dengan sepenuh hati. Bahagia itu kita yang menentukan,” tutupnya kepada para peserta.
Penulis: Tsaqifa Farhana Walidaini
Editor: Nuri Hermawan