Universitas Airlangga Official Website

BEM FTMM Kembangkan Sensor dan Pupuk Hidroponik Melalui Program Desa Binaan

Penyerahan plakat sebagai tanda mata kepada Kepala Desa Ngerong, Firman Hidayat diwakili oleh Rizki Putra Prastio S Si MT selaku pembina Desa Binaan pada Minggu (13/10/2024) (Foto: Dokumentasi Panitia)
Penyerahan plakat sebagai tanda mata kepada Kepala Desa Ngerong, Firman Hidayat diwakili oleh Rizki Putra Prastio S Si MT selaku pembina Desa Binaan pada Minggu (13/10/2024) (Foto: Dokumentasi Panitia)

UNAIR NEWS – Wujudkan komitmennya terhadap pemenuhan Sustainable Development Goals (SDGs), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Universitas Airlangga (UNAIR) resmi pungkaskan program Desa Binaan 1.0 pada Minggu (13/10/2024). Kegiatan ini berlokasi di Dusun Karangploso, Desa Ngerong, Pasuruan, Jawa Timur.

Program Desa Binaan ini berlangsung dalam empat pertemuan berbeda sejak (6/9/2024). Dalam penutupan, hadir Rizki Putra Prastio S Si MT dari program studi Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan selaku dosen pembimbing lapangan. Selain itu, hadir pula Firman Hidayat selaku Kepala Dusun Karangploso yang menjadi mitra kegiatan. 

“Alasan dipilihnya Desa Ngerong karena warga desanya cukup aktif dalam kegiatan hidroponik dan adanya potensi pengembangan dari kegiatan tersebut. Sehingga harapannya kegiatan ini dapat berlangsung turun temurun,” jelas Mayfa Nabila yang merupakan Steering Comittee Desa Binaan 1.0.

Mayfa menambahkan bahwa pengadaan program bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada mahasiswa FTMM yang telah menempuh studi selama dua tahun untuk mengaplikasikan ilmunya kepada masyarakat. Program ini juga menggagas realisasi SDGs poin 9 yang berbunyi “Industri, Inovasi, dan Infrastruktur”.    

Sosialisasi pemasangan sensor tanaman hidroponik kepada warga oleh volunteer Desa Binaan dan IME pada (21/9/2024) (Foto: Dokumentasi Panitia).
Sosialisasi pemasangan sensor tanaman hidroponik kepada warga oleh volunteer Desa Binaan dan IME pada (21/9/2024) (Foto: Dokumentasi Panitia).

Hal ini terwujud dalam tiga program Desa Binaan 1.0 yang mendukung perbaikan infrastruktur tanaman hidroponik yang menjadi ciri khas desa melalui berbagai inovasi. Salah satunya dengan pembuatan pupuk cair nanokitosan berbahan dasar limbah cangkang pupa Black Soldier Fly (BSF) untuk mengoptimalkan tumbuh kembang tanaman.

Selanjutnya, terdapat pula pembuatan sensor tanaman yang berfungsi sebagai detektor nutrisi, pH, dan tingkat kekeruhan air. Melalui sensor berenergi panel surya yang terhubung dengan smartphone, warga Dusun Karangploso dapat memantau kondisi tanaman sekaligus mengetahui kapan perlu melakukan pemupukan kembali.

“Pembuatan pupuk nanokitosan dilakukan oleh dari panitia Desa Binaan sendiri. Terkait sensor hidroponik kita ada kolaborasi dengan IME (Ikatan Mahasiswa Elektro, Red.),” ujar Mayfa dalam wawancara bersama UNAIR NEWS.

Selain itu, para volunteer Desa Binaan juga melakukan kegiatan pengajaran kepada siswa SDN Ngerong 1 Gempol. Sesi ini berlangsung interaktif dengan memperkenalkan elektromagnetik dan rangkaian seri. 

Kegiatan ini mendapat respons positif dari warga setempat. Mayfa menyampaikan bahwa semangat yang tinggi dari warga tampak dalam keaktifan mereka dalam mengajukan pertanyaan hingga menanggapi diskusi yang berlangsung.

“Menurut mereka, penggunaan pupuk atau nutrisi dari tanaman hidroponik yang biasa mereka pakai bisa dihemat menggunakan program yang ditawarkan. Sehingga membantu mengurangi biaya pemeliharaan,” papar mahasiswi Rekayasa Nanoteknologi tersebut.

Terakhir, Mayfa berharap dapat menjalin silaturahmi yang baik dengan Desa Ngerong sehingga program ini dapat berkelanjutan. “Terima kasih kepada warga atas antusiasme dan sambutannya yang sangat baik,” pungkasnya. 

Penulis: Zahwa Sabiila Ilman Ramadhani

Editor: Yulia Rohmawati