Universitas Airlangga Official Website

BEM FTMM UNAIR Kenalkan Mahasiswa Deteksi Dini Depresi

Sesi seminar Health Buddies BEM FTMM dan PLK UNAIR (Sumber: Shinta Adellya).

UNAIR NEWS – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Universitas Airlangga (UNAIR)  memberikan solusi atas keluhan mahasiswa  melalui seminar Health Buddies. Seminar itu merupakan kolaborasi BEM FTMM dan Pusat Layanan Kesehatan (PLK) UNAIR yang terselenggara di Gedung Kuliah Bersama Lantai 6 Ruang C 10, Kampus C MERR, Sabtu (23/09/2023). 

“Jadi awalnya kami mendapat penawaran dari pihak PLK. Nah adanya penawaran ini tidak lain karena banyak keluhan yang masuk ke PLK untuk konsultasi depresi dan ansietas,” ujar Shinta Adellya, ketua pelaksana kegiatan seminar Health Buddies. 

Mendukung program seminar tersebut, hadir Dokter Elfrida Fausthina Lani sebagai pemateri dalam seminar yang mengupas kecemasan dan depresi. Pihaknya, dokter Elfrida, menjelaskan penyebab sampai dengan terapi dan pengobatan depresi. 

Tindak Lanjut

Kecemasan merupakan suatu keadaan emosional yang tidak menyenangkan seperti adanya rasa ketakutan serta gejala fisik yang menegangkan. Sedangkan depresi adalah gangguan psikologis penyimpangan perasaan, pola pikir, dan perilaku individu serta adanya rasa sedih dan kecenderungan menyendiri. 

“Yang terjadi di lapangan kasus depresi dan kecemasan ini terjadi bersamaan. Nah ini yang menyebabkan kenapa jangan sering melakukan self diagnosed,” jelas Dokter Elfrida.

Sambungnya, Dokter Elfrida menuturkan agar setiap mahasiswa peduli dengan kondisi kecemasan dan depresi dengan mengenali gejala depresi dan kecemasan. Di antara gejala tersebut yakni khawatir berlebihan, cemas, panik, tegang, merasa tidak aman, berbicara berlebihan dan cepat, takut hilang kendali, mati, dan menjadi gila. 

“Kalau depresi, ciri utamanya sedih yang didominasi dengan murung, mudah lelah, dan hilang minat. Biasanya mahasiswa yang depresi ini akan menarik diri, jadi isu sosial,” tambahnya.

Pencegahan

Dokter Elfrida turut menjelaskan pencegahan kecemasan dan depresi pada dasarnya adalah menjalankan hidup seimbang. Cara menempuh hidup seimbang di antaranya melakukan kegiatan sosial, berkegiatan fisik, dan memperkuat religius. 

“Penting ya, kalian harus paham bahwa setiap orang punya background masing-masing, sehingga tingkat kekuatan dalam menghadapi masalah berbeda. Kalau ada teman yang cerita jangan pernah adu nasib,” tuturnya.

Menyambung penjelasannya, Dokter Elfrida meminta kepada seluruh peserta untuk aware dengan lingkungan sekitar dan membantu menekan angka kecemasan dan depresi dengan bercerita. Menurutnya, pertolongan pertama depresi adalah dengan curhat. 

“Jadilah kalian pendengar yang baik. Caranya jadilah tempat sampah dulu, tampung cerita temanmu, kadang mereka hanya  perlu didengar,” pungkasnya.

Penulis: Rosita

Editor: Nuri Hermawan