“Menjadi pengusaha adalah seni”
UNAIR NEWS – Merintis usaha di tengah-tengah kesibukan kuliah bukanlah hal yang mudah dan berhadapan dengan banyak tantangan. Namun, Ramadhan Pambayung Khalfani A.W, mampu menyeimbangi antara kuliah dengan bisnis miliknya yang sudah menembus pasar internasional. Keberhasilan itu mengantarnya menjadi wisudawan berprestasi di bidang wirausaha UNAIR periode 241.
Sejak semester awal berkuliah, Ramadhan telah aktif menjalankan usaha hingga saat ini. Kala itu, ia bergelut pada bidang usaha B2B dan sektor jasa, seperti penyedia layanan beasiswa, general trading, hingga vendor souvenir. Namun, berbagai bisnis tersebut belum dapat mencapai titik sustain.
“Ketika semester 4, saya aktif dalam berbagai kegiatan, di antaranya organisasi, berwirausaha, hingga bekerja di salah satu lembaga konsultan politik. Tantangan kala itu, saya harus dapat menyeimbangkan seluruh aktivitas yang menyebabkan saya jatuh sakit dan burned out,” ucap Ramadhan.
Walau kesehariannya penuh dengan beragam kegiatan, Ramadhan cukup menikmati semua aktivitasnya. Ia pernah menjadi delegasi Student Exchange Singapore 2019 di National University Singapore (NUS) dan meraih penghargaan sebagai Best Most Outstanding 2021 dalam kegiatan Istanbul Youth Summit di Turki.
“Saat exchange ke Singapura, saya melihat seberapa cepat dan luar biasanya inovasi di sana. Tidak hanya itu, saat konferensi di Turki, saya mengambil inisiatif untuk berkunjung dan melakukan penjajakan kerjasama antara KBRI Turki dengan BEM UNAIR dalam sektor pendidikan, sebab saat itu saya tengah menjabat sebagai menteri di BEM UNAIR,” terangnya.
Bisnis Manufaktur dan Pemasok Rempah
Pada pertengahan 2020, Ramadhan kembali merintis usaha, yang bergerak dalam bidang manufaktur dan pemasok rempah dalam pasar domestik hingga pasar internasional. Perusahaan tersebut bernama CV Indonesia Koneksi Global.
“Bermula sebagai perusahaan trading komoditas dengan based office di Surabaya, saat ini CV IKG memiliki first warehouse di Wonogiri dan second warehouse di Surabaya. Untuk pasar domestik, kami memegang pasar Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jabodetabek, dan Sumatera. Sementara untuk pasar ekspor kami memegang 4 negara existing, yakni India, Singapura, Malaysia, dan Pakistan,” terangnya.
Pasang surut perjalanan bisnis, tak serta-merta menyebabkan dirinya menyerah, justru hal tersebut menjadi tombak semangat bagi dirinya untuk semakin dalam terjun ke dalam dunia bisnis. Menurut Ramadhan, mahasiswa harus bersemangat dalam berproses dan menikmati asam garam kehidupan.
Penulis: Maissy Ar Maghfiroh
Editor: Nuri Hermawan
BACA JUGA: Tekuni Bisnis Sociopreneur Berbasis Sustainability