n

Universitas Airlangga Official Website

Bersinergi Menyelesaikan Permasalahan Gizi

Pemaparan
Sugeng Eko Irianto MPS., Ph.D., saat menyampaikan materi. (Foto: Helmy Rafsanjani)

UNAIR NEWS  – Salah satu badan PBB yang bertindak di bidang kesehatan, World Health Organization (WHO) terus memberi kesadaran akan pentingnya kesehatan pada masyarakat dunia, tak terkecuali Indonesia. Kali ini, perwakilan WHO Indonesia memberi pemaparan materi kuliah umum yang berjudul Global Issue WHO programme on nutrition di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Senin (22/5).

“Saat ini, gizi telah termasuk pada salah satu faktor pembangunan yang termasuk juga di dalam pendidikan. Jika kondisi seseorang itu jelek, maka dia akan berpengaruh terhadap kualitas pekerjaannya, pendidikannya, dan kesehatan,” papar Sugeng Eko Irianto MPS., Ph.D., selaku  perwakilan WHO Indonesia.

Sugeng juga mengatakan, pembangunan gizi dan sumber daya manusia merupakan salah satu dari bagian investasi. Komitmen sejak awal adalah kunci utama, tidak bekerja secara terpisah dan membutuhkan sinergi dari berbagai elemen terkait merupakan upaya nyata yang harus dilakukan dalam menuntaskan permasalahan gizi.

“Penanggulangan masalah gizi tidak hanya ditangani oleh kementerian di level pusat akan tetapi harus dilaksanakan di level daerah juga. Melakukan survei di beberapa daerah misalnya, mengelompokkan daerah yang komit menanggulangi permasalahan gizi hingga kemudian mensinergikan untuk merumuskan solusi atas permasalahan gizi yang ditemukan,” lanjutnya.

Disampaikan juga dalam kesempatan itu bahwa keterlibatan stakeholder yang lain seperti swasta dan termasuk juga perguruan tinggi sangat penting.

“Inilah tantangan dan peluang bagi universitas airlangga bisa menjadi partner pemerintah. FKM khususnya dapat bermitra membuat konsep-konsep paper atau penelitan-penelitan yang dapat membantu pemerintah dalam merumuskan masalah tentang gizi,” ucap Sugeng di depan mahasiswa S1 Gizi dan S2 IKM.

Dekan fakultas FKM, Prof. Dr. Tri Martiana dr., MS., dalam kesempatan yang sama menambahkan, mahasiswa bisa berperan melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. “Pengmas bukan hanya diharapkan sebagai pengmas yang parsial semata tetapi pengmas yang continue. Misalnya pada daerah binaan yang telah ditentukan untuk target menyelseikanmasalah obesitas. Ini bagian dari aspek tanggung jawab pendidikan,” ucap Tri.

“Sebagai perguruan tinggi yang memiliki tanggungjawab pendidikan, FKM UNAIR bekerjasama dengan kemenkes dan beberapa mitra lainya untuk berkolaborasi menyeleseikan masasalah-masalah kesehatan,”  tutupnya.

Penulis: Helmy Rafsanjani

Editor: Nuri Hermawan