Universitas Airlangga Official Website

Bioenergi dan Kerangka Hukum Lingkungan Global tentang Pengurangan Bahan Limbah

Ilustrasi oleh Dalwa Berita

Perubahan iklim dan pemanasan global telah menjadi perhatian utama manusia. Dimana sebagian besar masalah lingkungan ini diduga disebabkan oleh kegiatan industri (terutama melalui pengelolaan yang tidak tepat dan pembuangan bahan limbah yang sembarangan) dan peningkatan populasi manusia, yang menyebabkan hambatan besar seperti kerugian ekonomi, penurunan produktivitas pertanian, tantangan kesehatan, dan lain-lain. Namun, beberapa perjanjian, konvensi, dan protokol internasional telah disepakati dan diadopsi untuk mengurangi pembuangan limbah yang berlebihan dan pelepasan atau emisi gas rumah kaca (GRK) yang menyebabkan polusi dan kerusakan lingkungan lainnya. Menurut beberapa laporan, ada beberapa perjanjian dan konvensi internasional, seperti “Bamako and Basel Conventions”, yang mendorong negara-negara anggotanya untuk melakukan upaya memastikan pelepasan atau emisi GRK minimal, yang merupakan salah satu penyebab utama pemanasan global.

Saat ini, sebagian besar negara telah melihat kebutuhan akan sarana teknologi seperti bioenergi yang melibatkan daur ulang dan penggunaan kembali bahan limbah. Perlu dicatat bahwa pemanfaatan bioenergi untuk pengurangan bahan limbah sebagaimana dimaksud dalam “Pasal 10 dan 15(3) Konvensi Bamako”, yang mengamanatkan negara-negara anggotanya untuk mempertimbangkan langkah-langkah ekstra yang memungkinkan untuk memastikan implementasi maksimum dan kepatuhan terhadap “Konvensi Basel” dalam mengendalikan dan pembuangan bahan limbah. Padahal bioenergi telah terbukti handal dalam memitigasi dan mengurangi pembuangan bahan limbah yang dapat menyebabkan perubahan iklim, pemanasan global dan konsekuensi lingkungan lainnya.

Akan tetapi, masyarakat internasional yang mengadopsi bioenergi perlu memastikan bahwa kerugiannya tidak melebihi keuntungan yang diperoleh dari penggunaan bioenergi. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa, meskipun ada kebutuhan untuk menghilangkan bahan limbah dalam lingkungan global, tujuan komunitas internasional juga untuk menghilangkan bentuk polutan lainnya.

Mengingat hal tersebut, berikut beberapa saran yang dapat diberikan:

  • Semua negara (negara maju dan negara berkembang) dalam lingkungan global harus berusaha mengadopsi sarana teknologi untuk mendaur ulang dan menggunakan kembali bahan limbah menjadi produk bioenergi seperti yang diadopsi oleh kebanyakan negara maju (seperti Jepang, Amerika, dan Inggris)
  • Diperlukan dukungan internasional untuk membantu negara-negara berkembang dalam mengurangi biaya terkait pengembangan dan penggunaan bioenergi, yang melibatkan daur ulang dan penggunaan kembali bahan limbah
  • Dukungan dan penggunaan bioenergi harus ditargetkan untuk memaksimalkan manfaat keseluruhan dan mengurangi biaya untuk menghilangkan bahan limbah
  • Adopsi dan pemberlakuan kebijakan nasional yang efektif yang akan mempromosikan pengembangan peralatan bioenergi berkelanjutan menuju penghapusan bahan limbah

Meskipun, bioenergi tidak dapat dilihat sebagai solusi penghematan, itu adalah alternatif, pelengkap serangkaian tindakan yang harus diadopsi semua negara untuk pengelolaan limbah. Pemanfaatan bahan limbah dalam memproduksi bioenergi sangat menarik dan bisa memiliki aplikasi yang lebih mendalam. Namun masih ada beberapa pertanyaan yang perlu dipertimbangkan secara eksplisit, seperti bahan limbah mana yang menghasilkan bioenergi? Berapa banyak bahan limbah yang dapat digunakan untuk menghasilkan bioenergi? Berapa biaya konversi bahan limbah menjadi bioenergi? Teknologi apa yang dibutuhkan? Negara mana saja yang saat ini memiliki teknologi tersebut? Apakah layak untuk mempromosikannya? Jika jawaban atas pertanyaan ini menjanjikan, maka disarankan agar status penelitian bioenergi dan analisis kelayakan harus dipertimbangkan dengan baik. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk mempertimbangkan pengembangan bioenergi yang berkelanjutan. Konsekuensinya, rencana yang matang dan inovatif untuk pembangunan jangka panjang sektor energi harus ditonjolkan.

Oleh karena itu, kebijakan dan tindakan yang mendukung praktik terbaik (bersama dengan produksi dan penggunaan bioenergi) harus dilakukan untuk memungkinkan promosi bioenergi yang mendukung implementasi SDGs. Pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah inisiatif untuk mendorong pengembangan industri bioenergi. Untuk melaksanakan dan mencapai tujuan-tujuan sektoral secara efektif, perhatian khusus perlu diberikan pada konsistensi dan koherensi kebijakan-kebijakan tersebut.

Penulis: Dr. Handoko Darmokoesoemo, Drs., DEA

Aidonojie, P.A., Ukhurebor, K.E., Oaihimire, I.E., Ngonso, B.F., Egielewa, P.E., Akinsehinde, B.O., Kusuma, H.S., Darmokoesoemo, H., 2023, Bioenergy revamping and complimenting the global environmental legal framework on the reduction of waste materials: A facile review, Heliyon,9(1), 2023, e12860, https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2023.e12860

Link: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2405844023000671