UNAIR NEWS – BLM (Badan Legislatif Mahasiswa) FISIP, Universitas Airlangga menggelar seminar nasional bertajuk “Peran Generasi Muda: Pilar Kebangkitan Legislatif Menuju Indonesia Emas 2045”. Acara yang terselenggara di Aula Soetandyo, Kampus Dharmawangsa B UNAIR ini membahas kontribusi anak muda untuk mewujudkan kemajuan bangsa.
Seminar interaktif yang terlaksana Senin (27/11/2023) menghadirkan tiga pembicara dari latar belakang berbeda. Pembicara tersebut adalah Deni Wicaksono SSos selaku anggota Komisi E DPRD Jawa Timur dan Johan Avie SH dari Lembaga Bantuan Hukum. Selain itu, turut hadir dosen Hubungan Internasional, UNAIR, Probo Darono Yakti SHubInt MHubInt.
Peran Anak Muda
Deni sapaan akrab DPRD Jatim menyebutkan bahwa anak muda memiliki peran penting untuk menyongsong perubahan. Menurutnya pemuda yang berkredibilitas baik dan menjalankan setiap proses pekerjaan dapat menciptakan Indonesia Emas.
“Pemberian ruang bagi anak muda untuk berpendapat dan berkarya menjadi salah satu strategi melibatkan mereka untuk memajukan negara. Mereka harus bisa belajar menghadapi tantangan perubahan zaman supaya terbentuk kepribadian yang baik,” tuturnya.
Kemudian Johan, pembicara kedua menambahkan bahwa anak muda perlu menanamkan critical thinking. Baginya kemajuan teknologi seperti saat ini berpeluang mempengaruhi penyebaran informasi yang kurang tepat.
“Dominasi anak muda sekarang adalah generasi z yang melek teknologi. Kemudahan akses tersebut tidak selalu membawa dampak positif. Oleh karena itu, mereka harus pandai mengkritisi sebuah informasi,” ujarnya.
Tantangan Indonesia Emas
Berbeda dari pembahasan kedua pembicara, Probo yang berkecimpung dalam bidang pendidikan menanggapi tahun 2045 dapat menjadi tantangan. Dia menjelaskan tahun itu merupakan dampak dari bonus demografi.
“Peningkatan jumlah penduduk saat ini sepadan dengan kemudahan teknologi. Ketergantungan setiap orang terhadap teknologi dapat menimbulkan dua kemungkinan yaitu kemajuan atau kesengsaraan,” jelasnya.
Probo mengingatkan kepada generasi muda untuk bijak berteknologi. Menurutnya ketercapaian Indonesia Emas bergantung pada kesanggupan mereka dalam menghadapi tantangan zaman.
“Tantangan menuju Indonesia Emas saat ini sudah sangat kompleks. Dengan beragam permasalahan yang anak muda alami akibat pengaruh teknologi. Melihat kondisi seperti itu maka muncul tantangan-tantangan baru pada tahun berikutnya,” ungkapnya.
Untuk menghadapi tantangan zaman, Prabo memberikan alternatif berupa penanaman kesadaran jati diri. “Menjadikan budaya bangsa sebagai tameng melawan tantangan zaman memberikan penguatan jati diri untuk tidak mengikuti arus yang salah,” tutupnya.
Penulis: Iratri Puspita
Editor: Nuri Hermawan