UNAIR NEWS – Program Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Airlangga (UNAIR) merupakan momentum awal mahasiswa baru untuk mengenal dunia perkuliahan, terutama fakultas masing-masing. Seperti halnya yang dengan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR yang juga melaksanakan PKKMB Fakultas dengan tajuk Bersatu dalam Wahana Budaya (Bradanaya) 2022.
Ketua pelaksana Bradanaya 2022, Bakdiyatul Mukarromah menuturkan bahwa nama Bradanaya merupakan akronim turun-temurun yang digunakan. Hal itu juga berkaitan dengan FIB UNAIR yang erat dengan unsur-unsur kebudayaan. Dengan pemberian nama tersebut diharapkan mahasiswa baru lebih memahami kebudayaan sebagai intisari fakultas mereka (FIB, Red).
Makna dan Tema Bradanaya 2022
Meskipun memiliki tajuk nama yang sama yakni Bradanaya, namun Bakdi, sapaan akrabnya menuturkan bahwa tetap ada kebaruan di tahun ini. Kebaruan tersebut yakni dalam hal tema dan isu yang diangkat.
“Bradanaya 2022 mengusung tema Abiseka ing Anagata. Tema tersebut berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya ‘sahabat dalam masa depan.’ Filosofi sahabat juga merupakan akronim dari SMART, adaptive, humble, agile, brave, amazing, dan trained, yang harapan kami agar maba dapat merepresentasikan sifat-sifat tersebut dalam diri mereka,” terang Bakdi, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, Bakdi menambahkan bahwa tema tersebut bermakna agar maba mulai mencari teman mereka sejak di Bradanaya 2022. Tujuannya agar mempermudah adaptasi mereka di dunia perkuliahan.
Selain dalam hal tema, isu yang mereka angkat dalam Bradanaya 2022 itu juga memiliki perbedaan dengan tahun sebelumnya. Tahun ini, climate change (perubahan iklim, Red) yang akan menjadi bahan diskusi para mahasiswa baru.
“Kita sering menemukan pembahasan isu perubahan iklim. Namun sangat jarang yang mengaitkannya dengan kebudayaan. Padahal keduanya berkaitan dan bahkan United Nations Educational, Scientic, and Cultural Organization (Unesco) sempat mengulasnya,” papar Bakdi.
Pemilihan isu tersebut juga atas persetujuan dari pihak fakultas. Beruntung, semua panitia terbuka dan memiliki keinginan untuk membahasnya di depan para maba.
Menjadi Tantangan Tersendiri
“Bradanaya tahun 2022 ini menjadi tantangan tersendiri bagi teman-teman panitia dan khususnya saya. Karena dua tahun terakhir ini, Bradanaya dilakukan secara dalam jaringan (daring). Tahun ini, untuk pertama kalinya Bradanaya kembali secara luar jaringan (luring) setelah pandemi,” tutur Bakdi.
Untuk menyiasati hal itu, Bakdi dan panita lain sering berkoordinasi satu sama lain. Tujuannya guna memastikan semua rencana yang telah mereka susun akan berjalan dengan baik secara luring. Selain itu mereka juga banyak mendapatkan masukan dari kakak tingkat (kating) serta pihak fakultas.
Penulis: Fauzia Gadis Widyanti
Editor: Feri Fenoria