Universitas Airlangga Official Website

Buat Baju Berbahan Seadanya, Mahasiswa Baru Tunjukkan Kreativitas di Festival Adiraga

PESERTA PPKMB UNAIR ketika mempresentasikan baju berbahan plastik di Halaman Fakultas Sains dan Teknologi UNAIR pada gelaran Festival Adiraga (5/8/2019). (Foto : Erika Eight Novanty)
PESERTA PPKMB UNAIR ketika mempresentasikan baju berbahan plastik di Halaman Fakultas Sains dan Teknologi UNAIR pada gelaran Festival Adiraga (5/8/2019). (Foto : Erika Eight Novanty)

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) mengajak seluruh peserta Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2019 memanfaatkan barang bekas untuk menciptakan karya unik. Tepatnya pada gelaran Festival Adiraga pada Senin (5/8/2019) di beberapa areal kampus C UNAIR.

Pemandangan tak biasa menghiasi suasana senja di Kampus C UNAIR sore itu. Pasalnya, pada hari ke-4 penyelenggaraan PKKMB, seluruh peserta sibuk memperagakan baju dari sampah daur ulang buatan mereka. 

Melalui kegiatan bertajuk Festival Adiraga, peserta PKKMB menuangkan ide mereka membuat baju dari barang bekas. Tak sebatas membuatnya, baju yang telah dirancang tersebut harus diperagakan dan dijelaskan filosofinya. 

”Jadi, mahasiswa baru membuat sebuah karya dari bahan-bahan bekas maupun bahan lain untuk nantinya diperagakan,” ujar Enggar Qur’ani Ayu selaku Stering Committee Conseptor.

Sebanyak 80 kelompok dari seluruh peserta PKKMB UNAIR mengikuti kegiatan tersebut. Seluruh tahapan mulai menyiapkan bahan hingga peragaan busana dilakukan sendiri oleh setiap kelompok.

Peragaan busana dikemas seru dan menarik. Dengan diiringi musik, tarian dan narasi membuat peragaan busana selama tujuh menit terasa singkat bagi setiap kelompok .

”Meskipun menggunakan sampah plastik, kita bisa membuatnya menjadi barang yang berguna,” begitu ucap salah seorang narator sambil kemudian menyanyikan lagu Lir-ilir saat tim UNAIR News menengok keseruan peragaan busana oleh kelompok II dari Garuda I.

Tema yang diangkat pada kegiatan Festival Aditaga itu adalah 3R, yakni reduce, reuse, dan recycle. Yang unik, beberapa kelompok tak hanya menggunakan plastik bekas untuk membuat baju. Selain koran, botol, plastik, sedotan, sampah-sampah organik seperti ranting dan daun pun dimanfaatkan untuk mempercantik busana ciptaan mereka.

”Kita ingin lebih meningkatkan jiwa kekreativitasan dan kami berharap teman-teman mahasiswa baru tidak hanya berfokus pada prestasi akademik. Tetapi juga bisa membangkitkan kembali jiwa kekreativitasan yang mungkin sudah terpendam,” pungkasnya. (*)

Penulis: Erika Eight Novanty

Editor: Feri Fenoria Rifa’i