Universitas Airlangga Official Website

Buat Inovasi Meja Pintar, Tim Mahasiswa UNAIR sabet Juara III Nasional

Dari Kiri Iqbal Rohim Al Farisy, Nada Alifia Susandi, dan Sechilia Kriestyaning Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang. (Foto: Istimewa)
Dari Kiri Iqbal Rohim Al Farisy, Nada Alifia Susandi, dan Sechilia Kriestyaning Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Prestasi cemerlang kembali dibukukan oleh tim mahasiswa program studi Bahasa dan Sastra Jepang Universitas Airlangga (UNAIR) dalam ajang kompetisi Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) tingkat nasional. Event itu diselenggarakan oleh Universitas Negeri Jakarta dengan karya unggul yang berjudul “TEBURU 5.0 : Meja Pintar Kolaboratif Berbasis AUI dan Sensor Fotoplethymography untuk Meningkatkan Produktivitas Belajar Siswa di Indonesia.”

Tim berhasil meraih juara III dan best poster dengan menaklukkan 115 tim pesaing dari seluruh Indonesia. Karya tulis inovatif itu dipimpin oleh Iqbal Rohim Al-Farisy dan anggota lainnya, yakni Sechilia Kriestyaning serta Nada Alifia Susandi. 

Inovasi tim berawal dari ketertarikan mendalam dalam dunia pendidikan dan kesadaran akan dampak negatif gadget terhadap anak-anak. Iqbal dan timnya berhasil menciptakan sebuah inovasi bidang pembelajaran. Mereka mengembangkan sebuah sistem pembelajaran canggih yang menggabungkan teknologi AUI dan Sensor Photoplethysmography

Teknologi AUI memfasilitasi interaksi personal antara anak-anak dan sistem pembelajaran, menyesuaikan pengalaman belajar sesuai kebutuhan individu. Sensor Photoplethysmography mengukur detak jantung dan tingkat kecemasan anak secara non-invasif, digunakan secara real-time untuk mengadaptasi konten pembelajaran dan memastikan anak-anak tetap fokus.

“Kami memahami permasalahan anak-anak terhadap gadget saat ini. Ada beberapa potensi dan kelemahan dari kebiasaan metode belajar dan literasi. Kami mengembangkan inovasi meja pintar yang dirancang untuk meningkatkan minat belajar anak-anak. Sehingga mereka menjadi lebih bersemangat dalam belajar,” ungkap Iqbal.

Dalam keterangannya, Iqbal menambahkan bahwa inovasi tersebut sudah dilengkapi dengan fitur pendalaman literasi. Contohnya, website arcgis, writing collab, dan sistem pendeteksi stress pada siswa. Dalam meja pintar itu, siswa diajak untuk tetap menggunakan kemampuan eksplorasi digital dan menanamkan bahwa belajar itu menyenangkan.

Dari Kiri Iqbal Rohim Al Farisy, Nada Alifia Susandi, dan Sechilia Kriestyaning Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang UNAIR. (Foto: Istimewa)
Dari Kiri Iqbal Rohim Al Farisy, Nada Alifia Susandi, dan Sechilia Kriestyaning Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang. (Foto: Istimewa)

Dalam perjalanan meraih prestasi yang gemilang, tentu bukanlah menjadi hal yang mudah bagi mereka. Dalam hal tersebut membutuhkan kerja sama tim yang solid untuk mengatasi setiap hambatan. Mereka telah mengubah sebuah tantangan sulit menjadi peluang. 

Semangat pantang menyerah dan komitmen yang teguh juga menjadi kunci utama mereka dalam meraih prestasi. Iqbal dan tim bahkan rela melakukan perjalanan jauh dari Surabaya ke Jakarta dan mengejar waktu untuk kuliah. Sebisa mungkin dalam lomba apapun, tidak mengorbankan jadwal kuliah.

“Sebagai tim butuh chemistry yang baik, walaupun memiliki tugas masing-masing harus menyatu. Lakukan kolaborasi yang mantap untuk siap juara. Semangat tim Bandung Jawa,” ungkap Iqbal.

Selain itu, Sechilia sebagai anggota tim mengungkapkan bahwa untuk menjadi juara harus berani mengeksplor setiap kesempatan. Konsisten terhadap bidang yang dikuasai sangat diperlukan, dan cintai apapun yang menjadi bagian dari minat belajar untuk menjadi juara. 

Penulis: Marshafyennda Scarbella

Editor: Feri Fenoria

Baca Juga:

Tim UNAIR Menangkan Juara Pertama dalam LKTIA Nasional

Inovasi Perdagangan Rempah Modern Bawa Mahasiswa UNAIR Juarai LKTIN UGM