UNAIR NEWS – Biro Usaha Milik JIMM (BUJM) Jamaah Intelektual Islam Mahasiswa Muslim (JIMM) FST UNAIR gelar Kajian Kewirausahaan dan E-Sharing. Acara tersebut, terselenggara bersama Islamic Coorporation (ICORPS) Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Islam (UKMKI) UNAIR.
Kegiatan yang mengusung tema “All About Entrepreneurship for Muslim” itu, berlangsung melalui zoom meeting pada Sabtu (14/10/2023). Bagas Setiawan selaku ketua panitia mengatakan, saat ini kewirausahaan merupakan salah satu kunci untuk sukses di era sekarang.
“Di era saat ini, kemampuan untuk berwirausaha sangatlah penting, namun, seringkali jalan yang ditempuh bukanlah jalan yang sesuai dengan syariat yang ditetapkan oleh agama Islam,” terang Bagas.
Tantangan dan Realita
Hadir dalam acara tersebut, pemateri yang telah berpengalaman dalam bidang kewirausahaan muslim. Ialah Ustaz Achmad Syaiful Abbidin Pemilik PT. Airlangga Bangun Persada. Dalam kesempatan itu, Ustaz Syaiful menerangkan realita yang ada dalam dunia pasca kampus adalah persaingan kompetitif yang sangat ketat.
Ustaz Syaiful juga menerangkan bahwa para mahasiswa harus menyadari setiap tahun berapa banyak fresh graduate yang rata-rata mencari lapangan pekerjaan. “Dulu, ketika saya keluar gedung Airlangga Convention Center (ACC) setelah wisuda, saya melihat teman-teman saya yang baru saja wisuda juga sebagai saingan yang kompetitif untuk mencari kerja pada lapangan pekerjaan yang terbatas di negeri ini,” tuturnya.
Berwirausaha Berdasarkan Islam
Selanjutnya, Ustaz Syaiful juga menjelaskan, untuk mengatasi sulitnya persaingan dalam mencari pekerjaan, salah satu hal yang bisa lulusan lakukan ialah berwirausaha.
“Karena ketatnya lapangan pekerjaan saat ini, kita harus pintar untuk memaksimalkan potensi kita, salah satunya dengan cara berwirausaha. Namun, ketika berwirausaha, syariat Islam berdasarkan al Quran dan Hadist Nabi harus tetap ditegakkan,” ujar Ustaz Syaiful.
Ustaz Syaiful juga menekankan pentingnya menegakkan syariat dengan berwirausaha dimulai dengan mencari modal yang benar. Jangan sampai, sambung Ustaz Syaiful, modal usaha bermula dari uang riba.
“Karena hal itu akan menghilangkan berkah pada usaha kita,” pungkasnya.
Penulis: Muhammad Rizal Abdul Aziz
Editor: Nuri Hermawan