Tepat di hari Pahlawan tanggal 10 November 2022 saya bersama beberapa alumni UNAIR mantan pengurus Ikatan Alumni UA menghadiri acara Tasyakuran Dies Natalis UNAIR yang ke-68 di halaman belakang Gedung Kantor Manajemen Kampus C UNAIR. Acara itu dihadiri oleh Bapak Rektor beserta seluruh jajaran, para dekan, tenaga didik dan non didik di lingkungan UNAIR dan para mahasiswa.
Yang menarik dalam acara itu adalah penjelasan Rektor UNAIR tentang berbagai pencapaian, misalnya ranking UNAIR di level dunia naik menjadi 369 (melompat 96 tingkat dari 465) dan ranking 81 sebagai kampus terbaik level Asia. Suatu pencapaian yang menakjubkan karena perubahan ranking itu berupa lompatan yang cepat. Tentu acara itu juga dipenuhi dengan berbagai hidangan makanan dan jajanan tradisional.
Namun ada lagi hal yang menarik bagi saya yaitu penjelasan sahabat saya saudara Dr Karnaji (Direktur Logistik, Keamanan, Ketertiban dan Lingkungan UNAIR) tentang bagaimana UNAIR melibatkan para bisnis kuliner kecil dan jalanan dalam menyediakan berbagai makanan di acara itu. Para pedagang kecil itu berada di sekitar kampus UNAIR dan ditanyakan sanggup tidak menyediakan makanan dari bisnisnya itu dan berapa piring kesanggupannya. Lalu, pihak UNAIR akan “menebas” atau membeli semuanya. Selain itu para petugas pembersih dan tukang parkir juga diambil dari kecamatan-kecamatan di sekitar kampus UNAIR.
Dalam upaya mengembangkan usaha kecil mikro di negeri kita ini banyak caranya dari pemerintah memberikan permodalan, bimbingan dan pendampingan juga memberikan akses pemasaran bagi bisnis kecil itu sampai ada himbauan “Beli Dari Tetangga”. Berbagai ide tersebut banyak dituangkan dalam bentuk tulisan, artikel di media, tulisan ilmiah di jurnal-jurnal dalam negeri maupun luar negeri dan dibicarakan diberbagai seminar. Namun yang dilakukan UNAIR kali ini tidak NATO = No Action Talk Only, tapi sudah dilakukan dalam tindakan nyata dalam hal menyediakan market atau pasar bagi bisnis kecil itu. Dan yang menarik dalam sekema ini adalah sajian atau makanan yang ditampilkan itu tidak asal, tidak kaleng-kaleng tapi terlihat profesional bak pengusaha bisnis catering ternama. Selain itu mereka itu adalah tetangga dekat kampus UNAIR.
Soal mendayagunakan bisnis tetangga ini saya lalu ingat pidato yang menarik dari Dr Siswo Pranomo – alumni FH UNAIR dan Australian National University (mantan Kepala Badan Penkajian dan Pengembangan Kebijakan Deplu sekarang Dubes RI untuk Australia merangkap Vanuatu) pada acara yang saya ikuti – Kongres Indonesianis di kampus Universitas Negeri Yogyakarta bulan Oktober 2016. Mas Siswo bicara dalam bahasa Inggris yang lancar tentang pentingnya posisi Indonesia, Asia dalam percaturan politik dan ekonomi global.
Diplomat karir yang pernah menjadi wakil Dubes RI di Jerman itu menjelaskan bahwa dimasa depan dunia akan fokus pada Asia dan Asia Tenggara (ASEAN) karena berbagai kemajuan yang mengagumkan. Beliau mengatakan bahwa di kawasan Asia ini “your neighbor is your market” atau negara tetangga adalah sejatinya pasar yang menarik dan penting.
Dia mencotohkan kalau di negara-negara Timur Tengah misalnya, negara tetangga adalah musuh bukan pasar untuk produknya. Misalnya Saudi Arabia bertempur dengan negara tetangga Yaman dan berseteru dengan Iran, Turki berseteru dengan Siria, Lebanon dengan Israel. Di kawasan lain misalnya India berseteru dengan tetangganya Pakistan, di kawasan Amerika Selatan juga begitu. Karena itu kawasan Asia dan Asia Tenggara merupakan kawasan yang strategis bagi dunia.
Pendapat Mas Dubes Siswo di atas adalah tentang pentingnya tetangga dalam kaitannya dengan hubungan internasional dimana tetangga itu sejatinya adalah pasar yang potensial bagi suatu negara.
Analogi dengan perbincangan soal tetangga di kancah internasional itu adalah pasar dalam interaksi antar negara – maka relasi antara UNAIR dengan berbagai bentuk usaha kuliner kecil itu juga merupakan hal yang penting dan strategis, karena UNAIR sebagai tetangga para pengusaha kecil mikro itu merupakan pasar yang potensial. UNAIR memborong makanan para pedagang kecil itu nampaknya sesuatu yang sederhana. Namun sebenarnya UNAIR menyediakan dirinya sebagai pasar potensial bagi usaha kecil sekaligus memberikan pendampingan kepada mereka tentang bagaimana cara berbisnis yang profesional itu antara lain soal on time delivery, food hygienic, packaging, friendly service, financial management, how to attract customers, differentiation strategy, product development, dan sebagainya.
UNAIR dalam hal ini sudah mempraktekkan jargon “Beli Dari Tetangga”.