Universitas Airlangga Official Website

Cegah Virus PMK, Rumah Potong Hewan Surabaya Perketat Pengawasan

Direktur Rumah Potong Hewan Surabaya Fajar Arifianto Isnugroho menjelaskan Program Kurban Aman dengan tagline Sehat, Terjaga, dan Terawat dalam Airlangga Forum. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Menjelang Hari Raya Idul Adha, wabah virus penyakit mulut  dan kaki (PMK) semakin menyebar. Menjawab permasalahan itu, Airlangga Forum mengundang Prof Dr Imam Mustofa drh M Kes, Fajar Arifianto Isnugroho, dan Prof Dr Rr Sri Pantja Madyawati drh Msi pada Jumat (24/06/2022). Forum yang dipandu Dr Prawitra Thalib SH MH mengangkat tema Belajar Memilih Hewan Qurban Yang Sehat Bersama Sekolah Pascasarjana UNAIR dapat diakses kembali melalui channel Youtube Sekolah Pascasarjana UNAIR.

Upaya Pencegahan Virus PMK

Sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan UNAIR, Prof Imam Mustofa drh Msi mengawali webinar, PMK tidak menular ke manusia. Namun, yang perlu diperhatikan oleh peternak hewan kurban dapat memisahkan sapi yang sakit dengan sapi sehat lainnya. Peternak juga dapat melakukan inisiatif disinfeksi atau penyemprotan terhadap hewan beserta kandangnya.

Fajar Arifianto Isnugroho dari Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya juga menyampaikan upaya pencegahan virus PMK di Surabaya, meliputi pengawasan ketat pada semua hewan yang akan dipotong. Pihak RPH sendiri menolak hewan yang berasal dari empat wilayah terkena virus, yaitu Gresik, Sidoarjo, Lamongan, dan Mojokerto.

“Semua hewan yang masuk sesuai dengan prosedur, kami pastikan asal-usul darimana hewan ini harus disertai surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dari daerah asal, yang menyatakan hewan dalam kondisi sehat. Setelah lolosnya surat SKKH, kemudian petugas RPH mengecek kondisi fisik hewan,” ujar Direktur Rumah Potong Hewan Surabaya

Dokter hewan RPH, terang Fajar Arifianto, selalu memeriksa semua hewan  ternak yang masuk sebelum dipotong. Apabila ditemukan adanya gejala PMK, maka RPH melakukan isolasi. Keputusan pengobatan atau dipotong paksa akan ditentukan dokter hewan, karena mereka yang mengeksekusi atau dipotong pada tempat yang terpisah.

Pada sesi terakhir, Prof Dr Rr Sri Pantja Madyawati drh Msi menjelaskan pentingnya kesejahteraan hewan yang perlu dipahami masyarakat. Lanjutnya, menegaskan hewan kurban yang disiapkan merupakan hewan yang menyediakan daging secara aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH).

“Aman artinya, daging tidak terkontaminasi bahan-bahan berbahaya, kemudian sehat berarti memiliki nilai gizi tinggi, sehingga meningkatkan kesehatan bagi masyarakat yang mengkonsumsi. Utuh dalam daging termasuk bagian dari hasil pemotongan hewan kurban tanpa campuran bahan lainnya, dan halal menunjukkan proses pemotongan sudah dijalankan berdasarkan syariat agama Islam,” tegas Wakil Direktur II Sekolah Pascasarjana UNAIR.

Penulis: Balqis Primasari

Editor: Nuri Hermawan