UNAIR NEWS – Cerita pengalaman yang menarik datang dari Frida Febrianti Kirana. Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) itu berkesempatan ikuti program IISMA di University of Pècs, Hongaria.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) banyak sekali membuat program untuk mahasiswa di seluruh perguruan tinggi Indonesia. Salah satunya IISMA 2023 (Indonesian International Student Mobility Awards).
IISMA merupakan program yang memberikan beasiswa penuh kepada mahasiswa Indonesia untuk menjadi global citizen dan mengenal dunia internasional melalui perguruan tinggi terbaik dunia selama satu semester. UNAIR NEWS berkesempatan menemui Frida. Ia membagikan pengalamannya ketika menjadi awardee IISMA di University of Pècs, Hungaria.
Hal Unik di Hungaria
Frida mengatakan, ada beberapa hal yang membuat dirinya terkesan ketika ikuti IISMA Hungaria. Masyarakat hungaria cenderung individualis serta lingkungan yang Frida tinggali terbilang sepi.
“Kalo di kota aku, itu banyaknya orang tua dan pelajar gitu. Jadi, kotanya sepi banget. Jadi, banyaknya orang yang sudah tua dan walaupun student itu. Ya internasional student, makanya sepi,” ucapnya.
“Yang unik di sana kalo nyebrang itu. Kita tinggal melangkah saja pasti mobil di sana akan langsung berhenti walaupun mereka jauh dan gaada lampu. Beda banget sama di Indonesia. Kalo orang-orangnya individualis, dan kalo dibandingin sama surabaya lebih modern surabaya. Transportasinya lebih jalan di sana, tapi masih pakai kertas,” sambungnya.
Belajar Banyak Hal
Frida juga menuturkan bahwa dirinya sangat nyaman dengan mata pelajaran di University of Pècs. Selain belajar, banyak kegiatan lain yang telah ia ikuti.
“Selama di sana tidak banyak kesusahan. Karena emang courses-nya memang aku suka, terus teman-temannya banyak. Jadi, banyak yang bantuinkan. Paling susahnya budgeting. Karena di sana kita liatnya pakai mata uang sana, kalo ga bisa budgetin ya bisa abis,” kata Frida.
“Aku ambil courses namanya Organitation of Behavior, di FKM juga ada pas aku semester enam, courses itu jadi inspirasi aku buat judul skripsi. Untuk pengalaman non-akademiknya, bisa ngejelasin tentang budaya Indonesia. Jadi, ada kaya county presentation, ngenalin negaranya masing masing. Se-simple kita ngejelasin tentang makanan ini itu asalnya dari mana kaya ada kebanggan tersendiri gitu. Selain itu, aku belajar untuk bisa sendiri, survive sendiri.”
Pada akhir wawancara, Frida memberikan pesan untuk para pendaftar IISMA atau yang akan mendaftar untuk bersungguh-sungguh. Karena, menurutnya, IISMA merupakan program yang patut untuk dicoba.
“Kalo kalian daftar IISMA, kalo sudah niat, menurut aku, harus benar-benar jangan setengah-setengah, harus fokus. Misal aku, persiapannya bagaimana dan apa yang harus dilakuin,” ujarnya.
“Prosesnya bakalan ga mudah, mungkin keliatannya kaya cuma essay doang. Abis itu interview, terus bisa jalan-jalan keluar negeri. Aslinya prosesnya ga akan mudah, tapi menurut aku worth it untuk dicoba,” tambahnya.
Penulis: Rima Mita Gutari
Editor: Feri Fenoria
Baca juga:
Cerita Aldila Ikuti IISMA di University College Dublin
Arsyad Aurellio Tuntaskan Beasiswa Pertukaran Mahasiswa IISMA di Leicester