UNAIR NEWS – Salah seorang mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) Afnan Rizqiana Salsabila berhasil mengikuti Program Pemuda Indonesia Menyapa Dunia Malaysia-Thailand #2 2022 pada 30 Oktober hingga 3 November 2022 yang diinisiasi Yayasan Inisiatif Pemuda Pena. Selama empat hari itu, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UNAIR tersebut mengunjungi berbagai tempat wisata dan juga melakukan pengabdian di salah satu sekolah non-formal di Malaysia.
Keikutsertaan Afnan merupakan wujud mimpi yang akhirnya tercapai. Afnan akhirnya melakukan berbagai tahapan yang dilalui sebaik mungkin dengan diiringi doa dan tawakal.
“Semua orang hidup akan mengalami proses entah itu untuk bertahan hidup maupun meraih yang dia mimpikan. Makanya lakukan sebaik mungkin, jangan lupa berdoa dan menyerahkan hasilnya pada tuhan,” ungkapnya.
Dalam proses seleksi yang diikuti oleh pemuda-pemudi dari seluruh Indonesia. Afnan menuntaskan semua tahapan seleksi di antaranya adalah Tes Seleksi Administrasi, Tes tulis, dan wawasan kebangsaan, hingga terakhir tahap wawancara tanpa hambatan yang besar.
“Tidak ada kendala berarti. Tapi, aku berusaha mengumpulkan niat dan konsisten dalam mengumpulkan pemberkasan yang banyak dan pembuatan essai. Dan, di tes tulis mengingat materi yang diujikan hampir mirip pelajaran PKN,” tuturnya.
Keberhasilan itu tak lepas dari dorongan dirinya untuk mengikuti acara berbasis internasional. Sehingga dia dapat mencapai salah satu tujuan jangka pendeknya untuk mendapatkan kesempatan naik pesawat dan keluar negeri secara gratis.
Kunjungi Berbagai Tempat Wisata
Bersama dengan berbagai perwakilan delegasi dari setiap provinsi Indonesia, mereka berkesempatan untuk tandang empat hari di Malaysia dan 1 hari di Thailand. Mahasiswa prodi Ilmu Informasi dan Perpustakaan tersebut mengunjungi berbagai situs lokasi berbasis kebudayaan seperti menara Petronas serta lokasi wisata lainnya.
“Kami mengunjungi berbagai tempat wisata sambil menggali kebudayaan. Karena selama tur kami juga didampingi tour guide di sana,” katanya.
Bukan hanya itu, di sana dia juga mengenal berbagai macam kuliner dan kebiasaan menyantap makanan yang cukup unik. Tak hanya berwisata di Malaysia, ketika di Thailand, Afnan juga berkunjung ke Pulau Hatyai yang memiliki salah satu pantai yang terkenal dengan legenda putri duyungnya. Walaupun begitu, Afnan mengalami kesulitan dalam mencari makanan halal dan selalu waspada terhadap barang bawaannya.
“Thailand wisatanya tak kalah menarik dari Malaysia. Namun tingkat kriminalitasnya cukup tinggi dan kesulitan terkait kuliner yang halalnya,” tuturnya.
Kenali Agama Mayoritas di Sana
Walaupun hanya sehari di Thailand tetapi Afnan berkesempatan untuk mengunjungi berbagai tempat ibadah di sana. Thailand dengan mayoritas agama Budha memiliki berbagai kuil yang menarik untuk dikunjungi,
“Di Thailand kami mempelajari agama yang dominan di sana Budha, kami mengunjungi beberapa kuil budha disana yang jumlahnya cukup banyak,” ujarnya.
Mengajar di Sekolah Non Formal
Selain berwisata Afnan juga melakukan pengabdian masyarakat. Salah satunya di sanggar yang terdapat di Penang, Malaysia. Sanggar tersebut merupakan sekolah non-formal yang didirikan KJRI dan komunitas di sana bagi anak yang memiliki keterbatasan kelengkapan dokumen untuk mendapat hak pendidikan. Dari keterbatas itu, mereka dihadapkan dengan realitas kemampuan baca, tulis, dan hitung yang belum memadai bagi seusia anak di sekolah formal.
“Banyak anak yang tidak dapat mengenyam pendidikan formal di sana. Aku berkesempatan mengajar untuk berbagai usia mereka memiliki semangat untuk mengenal Indonesia. Pilunya realitas yang sudah bisa membaca justru belum dapat membaca di usia mereka. Istilahnya kelas baca tulis hitung. Tapi, hal itu menjadi kenangan yang paling berkesan bagi diriku,” tuturnya.
Selepas keikutsertaannya dari program itu, Afnan berharap ke depannya dapat menjadi program yang didukung oleh Universitas Airlangga, terutama dalam bentuk dukungan dana bagi mahasiswa outbound. Selain itu, ajang pengabdian seperti itu dapat menjadi referensi bagi universitas melakukan kegiatan sosial berbasis internasional.
Penulis: Monika Astria Br Gultom
Editor: Feri Fenoria