UNAIR NEWS – Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2023 (PMM 3) kini telah resmi berjalan. Universitas Airlangga (UNAIR) yang didapuk sebagai tuan rumah PMM 3 ini baru saja melangsungkan penyambutan peserta pada Sabtu (2/9/2023). Acara penyambutan itu berlangsung di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen, Kampus MERR-C UNAIR.
Sejumlah 390 mahasiswa dari 95 perguruan tinggi di Indonesia hadir dalam acara penyambutan itu. Muhammad Faruq Azhar adalah salah satunya. Mahasiswa asal Politeknik Negeri Batam itu dengan antusias mengikuti seluruh rangkaian acara penyambutan peserta PMM 3.
Kepada UNAIR NEWS, laki-laki yang kerap disapa Arash itu menuturkan bahwa ia sangat senang dan bangga lantaran mendapat kesempatan belajar di UNAIR.
“Pertama kaget dan enggak nyangka, karena UNAIR walaupun kuotanya banyak tetapi peminatnya juga banyak. Tapi yang pasti seneng karena saya bisa jadi salah satu perwakilan dari kampus saya, terus bisa mengenal teman-teman dan tentu dapat banyak pengalaman dan insight nantinya,” ucap Arash.
Jadikan UNAIR sebagai Pilihan
Mahasiswa yang memegang posisi sebagai Kepala Suku PMM UNAIR itu mengatakan bahwa ia memiliki alasan khusus untuk menjadikan UNAIR sebagai pilihan. Pertama, ia melihat bahwa UNAIR terus konsisten bertengger di jajaran perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Melalui PMM, ia ingin merasakan suasana belajar dan iklim akademik di perguruan tinggi terbaik, seperti halnya UNAIR.
“Kenapa saya memilih UNAIR? Pertama, pasti karena UNAIR adalah salah satu universitas top di Indonesia. Saya ingin merasakan bagaimana vibes belajar di universitas top, karena pasti ada perbedaannya, ya. Apalagi ini di Jawa dan asal saya di Pulau Sumatra,” ujar Mahasiswa Administrasi Bisnis Terapan itu.
Selain itu, Arash juga menjadikan letak geografis UNAIR yang strategis sebagai pertimbangan. Letaknya yang berada di Kota Metropolitan Surabaya menjadi daya tarik tersendiri bagi Arash. Terlebih, ia mengaku menyimpan memori dan kedekatan tersendiri dengan Kota Pahlawan itu.
“Kedua, karena letak UNAIR di Surabaya. Saya dulu pernah ke Surabaya, tetapi itu sudah 13 tahun lalu, dan sekarang saya rindu dan ingin kembali merasakan bagaimana kondisi Surabaya. Selain itu, juga tentu karena UNAIR di Pulau Jawa yang banyak sekali kekayaan alam dan budayanya sehingga saya ingin nantinya bisa belajar sambil menikmati itu,” paparnya.
Siap Kolaborasi Bersama UNAIR
Lebih lanjut, Arash sebagai representatif peserta PMM itu menegaskan bahwa ia dan seluruh peserta siap untuk berkolaborasi dengan UNAIR demi mewujudkan PMM 3 yang hebat. Baginya, PMM menjadi bukti nyata bahwa pendidikan tidak mengenal batas. Sementara, merdeka berarti kesempatan bertumbuh dan berjuang bersama dalam dunia yang semakin berkembang.
“Kami siap berkolaborasi dengan UNAIR demi mewujudkan PMM 3 yang hebat
PMM ini adalah bukti nyata bahwa pendidikan tidak mengenal batas dan merdeka berarti kita memiliki kesempatan untuk tumbuh berbagi dan berjuang bersama di dunia yang semakin berkembang,” tegasnya.
Sebagai tambahan, UNAIR tidak saja menyambut ratusan mahasiswa peserta PMM 3. Akan tetapi, UNAIR juga baru saja melepas sebanyak 31 mahasiswa untuk ikut serta menyukseskan program PMM. Sebanyak 31 mahasiswa itu akan menyebar di 25 perguruan tinggi pada 10 provinsi di Indonesia.
Acara penyambutan sekaligus pelepasan mahasiswa PMM 3 itu menjadi bukti keseriusan UNAIR dalam menjalankan program-program Kemendikbud-Ristekdikti. Tak hanya itu, dipilihnya UNAIR sebagai tuan rumah PMM 3 juga menjadi bukti komitmen UNAIR dalam mewujudkan pendidikan yang merdeka dan bebas batasan. (*)
Penulis: Yulia Rohmawati
Editor: Binti Q. Masruroh