Universitas Airlangga Official Website

Cerita Pengalaman Dhama Ikuti IISMA di Kampus Top 100 QS World University

Dhammaruci Hemadhira Parinnata di National Taiwan University Main Library.

UNAIR NEWS – IISMA (Indonesian International Student Mobility Awards) termasuk salah satu program unggulan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program itu merupakan kesempatan untuk merasakan sistem pendidikan di luar negeri dan mengenal lebih dekat kehidupan negara yang dipilih.

Dhammaruci Hemadhira Parinnata, mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (UNAIR) adalah salah seorang penerima Awardee IISMA di Top 100 QS World University, National Taiwan University, Taipei. Program tersebut berlangsung sejak 28 Agustus 2023 lalu hingga 29 Desember 2023.

Dhamma -sapaan akrabnya- menceritakan motivasi awal mengikuti program IISMA itu karena dapat dikonversi dengan KKN. Sedangkan alasan memilih National Taiwan University adalah beberapa program yang ditawarkan linear dengan jurusan yang sedang ia tekuni.

Dhamma mengaku membutuhkan waktu selama 3 bulan untuk proses persiapan. Menariknya, dalam pembuatan essay, dia memberanikan diri menceritakan versi terbaik dalam dirinya.

“Kamu tidak harus menjadi yang terbaik di kampusmu, tapi kamu harus menjadi versi terbaik dari dirimu,” pesannya.

Perbedaan Taiwan dan Indonesia

Kepada UNAIR NEWS (21/9/2023), Dhamma bercerita bahwa ada banyak perbedaan yang dirinya temui sejak menginjakkan kaki di Taiwan. Dalam penggunaan transportasi, ia mengungkapkan bahwa mahasiswa di sana memakai sepeda. Baik dengan kepemilikan sendiri ataupun sewa dengan harga yang sudah ditentukan. Selain itu biasanya menggunakan bis.

Mahasiswa Program Studi Biologi itu menyampaikan bahwa mencari makanan halal cukup sulit. Penyajian makanan bersifat prasmanan, sehingga pembeli mengambil makanan sendiri dan ditimbang. 

“Tapi makanannya kurang pedas ya. Beberapa tempat menyediakan kaya chili oil-nya,” ungkap mahasiswa asal Jakarta tersebut.

Dhamma menekankan bahwa pemilahan sampah plastik, kardus makanan, kaleng, hingga tisu di Taiwan sangat ketat. Ia berbagi pengalamannya ketika pernah ditegur oleh masyarakat setempat karena keliru ketika membuang sampah.

“Itu unik sih, di sini pemilahan sampah ketat dan dilaksanakan dengan baik,” ujarnya. 

Selain dunia pendidikan di Taiwan yang ia kagumi, budaya menjadi poin pengetahuan baru yang ia temukan. “Budaya antri, di sini antri-nya bagus ya,” bangganya.

Dhammaruci Hemadhira Parinnata, awardee IISMA, di Air Terjun Wulai (烏來), New Taipei, Taiwan

Sistem Belajar Di Taiwan

Pembelajaran di dalam kelas dibantu oleh asisten dosen istilahnya dan waktu perkuliahan sifatnya ontime. Sistem belajar yang ia kagumi adalah adanya break time di setiap jam mata kuliah.

“Jadi, lima puluh menit pertama, habis itu break sepuluh menit. Baru lanjut lima puluh menit kedua,” terangnya. 

Selain pendidikan formal, Dhamma berbagi pengalamannya ketika pembelajaran di luar kelas. Waktu itulah yang dia gunakan untuk mengenal Taiwan lebih dekat lagi seperti mengunjungi berbagai macam tempat alam ataupun museum sejarah alam.

Perihal soal surat-menyurat, Dhamma mengatakan mudah mengurusnya seperti peminjaman tempat untuk event. “Terus di sini klubnya juga banyak. Ada klub olahraga kaya judo, MMA, bahkan ada softball, tenis, dan sepak bola,” imbuhnya.

Dhamma menambahkan bahwa ada juga kegiatan volunteer sukarelawan yang dapat diambil sebagai mata kuliah yang dinamakan ICL (International Companions for Learning). Kegiatan tersebut berupa kunjungan ke sekolah dasar di Taiwan.

Kehidupan Di Taiwan

Dhamma juga berbagi informasi mengenai tujuan jaring-jaring di sekitar tangga di wilayah kampus adalah salah satu pencegahan untuk melakukan suicide. “Pakaian di kampus sangat beda dari Indonesia ya. Disini baju bebas, celana bahkan mungkin pendek ya, mungkin karena mengikuti cuaca disini ya” jelasnya.

Selain itu, menurutnya mencari tempat ibadah bagi umat muslim cukup sulit di sekitar kampus. “Jadi teman-teman yang mau sholat jumat harus naik sepeda tadi, jalan ke daerah kampus yang agak luar, baru bisa sampai masjid” pungkasnya.

Sebagai tambahan informasi, Mid-Autumn Festival Family merupakan tradisi acara kumpul keluarga di Taiwan. National Taiwan University bekerjasama dengan sekolah dasar untuk menghadirkan keluarga dari murid dan memperkenalkan dengan mahasiswa internasional. 

“Dimana aku dipasangkan dengan salah satu keluarga di Taiwan. Itu kita banyak sharing sih mengenai budaya aku ke mereka dan budaya dia ke aku” lanjutnya. 

Penulis: Meli Nor Arista

Editor: Feri Fenoria