Universitas Airlangga Official Website

Cerita Pengalaman Mahasiswa UNAIR Magang di KBRI Thailand 

Foto Walidi Afi Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR saat Menjalankan Program Magang di KBRI Bangkok (sumber: pribadi)
Foto Walidi Afi Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR saat Menjalankan Program Magang di KBRI Bangkok (sumber: pribadi)

UNAIR NEWS – Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga berkesempatan magang di Kedutaan Republik Indonesia (KBRI) di Bangkok, Thailand. Dia adalah Walidi Afi, FIB Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris. 

Berawal dari ketertarikan pada budaya di sana dan ingin lebih dekat mengenal Thailand, mahasiswa angkatan 2020 tersebut kini menggeluti dunia diplomasi. Pengalamannya cukup terpupuk mengenail diplomasi budaya saat mengikuti program IISMA 2022. 

“Saya tertarik magang di KBRI di Bangkok karena ingin mendapatkan pengalaman magang. Terutama di bidang media sosial terkait promosi budaya dan sosial,” katanya.

“Hal tersebut merupakan salah satu bentuk diplomasi dalam meningkatkan traffic wisatawan antar kedua negara. Kita layaknya public relation dan event organizer di KBRI bangkok dari Indonesia seperti melakukan promosi kebudayaan dan HUT RI,” imbuhnya.

Afi menjelaskan ketika magang dirinya berkesempatan bertemu dengan pejabat atau instansi pemerintahan Indonesia yang berkunjung ke Bangkok. Ia bertugas sebagai penghubung komunikasi. 

“Biasanya selama magang, saya kebanyakan mengurusi masalah konsep speech Pak dubes untuk beberapa kegiatan. Misalnya, saat kemerdekaan terdapat pameran dan promosi budaya. Saya mengurusi speech tersebut,” ungkapnya.

“Tidak hanya itu juga mendapatkan tugas membantu publikasi terkait sosial budaya Indonesia dari Wisata di Thailand,” tambahnya.

Dari magang itu, Afi dapat mengasah skill penerjemahan, creative writing, riset, dan pembuatan kebijakan, terutama di pariwisata. Ia juga turut serta dalam program diplomasi budaya.

Vibes Jogja dan Surabaya

Mahasiswa fokus linguistik tersebut mengatakan bahwa kondisi Kota Bangkok terasa layaknya perpaduan antara tradisional dan Modern. Tepatnya antara Jogja dan Surabaya.

“Di sini itu menariknya adalah vibesnya yang kayak Jogja bercampur Surabaya. Di sini juga banyak mall. Dan, yang membuat aku sangat suka di sini adalah mode transportasi yang banyak dan bisa menjadi pilihan,” tuturnya.

Afi berpendapat kurangnya makanan halal di sana. Harganya pun lumayan mahal. Namun, Bangkok menjadi tempat yang indah dengan kemajuan fashion.

“Rata-rata harga makanan jika di kurs 20 ribu ke atas. Di sini juga banyak art dan fashion model terbaru karena banyaknya industri,” tuturnya.

Afi menuturkan bahwa warga lokal di sana juga baik dan ramah. Sehingga ketika Afi dan rekan hendak pergi ke suatu tempat, warga di sana akan menjelaskan terkait rute transportasi yang bisa menajdi pilihan. 

“Di sini itu ada mode transportasi sungai kaya perahu gitu. Kalau aku baca di Internet, kita harus hati melewati jalan-jalan di pinggir sungai karena kadang tidak terbaca di maps. Sehingga itulah yang terkadang membuatnya tersesat dan kebingungan ketika diperjalanan, katanya.

Motivasi Kuat dengan Tekad yang Jelas

Mewujudkan mimpi harus menjadi pemimpi. Kita tidak boleh tidur hanya tidur dan menikmati setiap cerita alur mimpi yang hanya sesaat. 

Namun kita harus bangun dan berusaha untuk mencapainya. Hal itulah yang dirasakan oleh mahasiswa alumni IISMA 2022 tersebut. Awalnya dia sangat ingin bertukar pelajar di Thailand. Namun, Afi tetap bersyukur karena mendapat kesempatan diterima di Hungaria.

Afi tidak menyerah dengan mengikuti jalan lain agar bisa mengenal budaya Thailand dan pergi ke sana. Dia mencoba hal-hal baru dan menantang dirinya untuk keluar dari zona nyaman.

“Untuk mencoba hal-hal baru, kita harus punya tekad yang kuat. Kita bakalan secara otomatis terdorong untuk melakukan hal itu. Maka, ketika badai seperti ketidakpercayaan diri, ocehan orang lain, dan apapun faktor yang menghambat kita untuk maju, kita tidak akan menyerah karena kita sudah memiliki tekad yang kuat sebelumnya,” ucapnya.

Walau magang itu self funded tak menjadi halangan jika didorong tekad yang bulat. Kita dapat memanfaatkan kesempatan tersebut lewat pendanaan dari fakultas. 

Bagi Afi, tujuan yang jelas akan menghiraukan perkataan orang lain dan meningkatkan motivasi. Karena, mungkin hasil yang buruk akan menjadi awal dari hasil yang bagus.

“Pada hakikatnya manusia hanya bisa berusaha dan berjuang. Namun, kalau akhirnya pun gagal berarti bukan rencana Tuhan yang sedang terjadi atas dirimu. Tapi rencana Tuhan tidak buruk, setidaknya dari kegagalanmu kamu tau artinya berusaha untuk mempersiapkan dirimu semakin baik dan ketika Tuhan menggantikannya dengan hal yang jauh lebih baik dari yang kamu rencanakan,” pesannya.

Sebagai informasi tambahan, Walidi Afi mengikuti magang pada (4/7/2023 – 4/8/2023) di KBRI Bangkok.

Penulis: Monika Astria Br Gultom

Editor: Feri Fenoria