UNAIR NEWS – Bagikan pengalaman di Malaysia, mahasiswi Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) bercerita tentang pengalamannya ikuti internship outbound. Sabilla Maidhyana mengikuti magang pada (9/2022- 2/2023), tepatnya di Universiti Malaysia Terengganu, Institute of Tropical Aquaculture and Fisheries (AKUATROP).
Internship tersebut merupakan buah kerja sama UNAIR dengan Universiti Malaysia Terengganu (UMT). Internship itu bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antar-perguruan tinggi dengan mengirimkan mahasiswanya ke negara luar. Termasuk agar mahasiswa dapat belajar dari berbagai sudut pandang di negara luar.
Belajar Banyak Hal
Sabilla bersama tujuh rekan temannya melakukan program MBKM penelitian kerja sama antara FPK UNAIR dan UMT. Kegiatan research intern tersebut di bawah supervisor UMT, yaitu Assoc Prof Dr Nurul Ulfah Karim, Assoc Prof Dr Marina Hassan, dan Mdm Norainy Mohd Husin.
“Kami mengerjakan penelitian tersebut di bawah supervisor UMT,” ucapnya.
Topik penelitian tersebut meliputi post harvest fishery, genetics fishery, dan fish disease. Program tersebut berjalan selama lima bulan. Sehingga dari program itu, mereka bisa mendapatkan konversi kegiatan PKL, KKN, dan skripsi.
“Bukan hanya PKL, KKN, dan skripsi, tetapi melalui program ini kami juga dibebaskan konversi terkait mata kuliah yang berkaitan dengan penelitian yang ditekuni,” ucapnya.
Bukan hanya itu, mereka juga melakukan beach clean up dengan berbagai instansi lainnya. Seperti MyOcean Hope, University Social Responsibility dengan Buddies UMT, Symposium Gamelan Antarbangsa, Pesta Nostalgia P Ramlee dan masih banyak lagi.
Tidak hanya mendapatkan ilmu, mahasiswa FPK tersebut mendapatkan banyak pengalaman yang luar biasa yang mungkin tidak bisa dapat selama belajar di Indonesia. Bukan hanya itu, mereka juga mendapatkan teman-teman baru selama melakukan internship di sana.
“Kultur dalam pengajaran dan riset di Malaysia sangat mendukung, baik segi fasilitas maupun kemampuan dosen expertise dalam membimbing. Daerah Terengganu yang dekat pantai dan adanya research station sangat mendukung dalam pembelajaran marine dan fishery. Sehingga menambah relasi dengan mahasiswa melayu dan Internasional yang ada di sana,” tutupnya.
Menunggu Ksatria Yang Lain
Melalui program tersebut, Sabilla berharap agar semakin banyak mahasiswa UNAIR yang dapat mengikuti kegiatan seperti itu. Dan, harapannya UNAIR juga dapat menjalankan program tersebut setiap tahunnya. Agar, mahasiswa bisa mendapat ilmu dan sudut pandang yang lebih luas, khususnya di bidang fisheries and marine.
Sebagai mahasiswa UNAIR nantinya menjadi tulang punggung Indonesia pada masa yang akan datang. Karena itu, perlu softskill seperti adaptable, percaya diri, berwawasan luas, open minded, fasih berbahasa Inggris, pantang menyerah, dan kerja keras. Hal itu bisa didapatkan ketika mahasiswa tersebut mau mencoba berbagai kegiatan yang ada di luar UNAIR.
Melalui pengalaman dan ilmu, Sabila berharap mahasiswa UNAIR lainnya juga mendapatkan banyak wawasan dan sudut pandang yang luas dari kegiatan outbound. Agar, kelak mereka juga dapat menambah jaringan dan wawasan hingga ke luar negeri.
“Wawasan dan sudut pandang yang luas bisa didapatkan melalui kegiatan outbound luar negeri dapat menambah ilmu mahasiswa dalam berinovasi dan berkarya,” tutupnya.
Penulis: Monika Astria Br Gultom
Editor: Feri Fenoria
Baca juga:
Ini Cerita Mahasiswa Teknik Elektro Magang di PT INKA
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Magang di Pertambangan Australia, Apa Bisa?