UNAIR NEWS – Prof Dr M. Hadi Subhan SH MH CN baru saja dikukuhkan sebagai guru besar Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga (UNAIR). Dosen kelahiran Tegal, 6 april 1973 ini memiliki jiwa progresif, pandangan luas, visioner dan sangat peduli terhadap kualitas pendidikan.
Hal ini terbukti, dirinya menyelesaikan S1 di Fakultas Hukum Universitas Airlangga. Kemudian melanjutkan S2 di Universitas Airlangga dan S3 Bidang Hukum Kepailitan di Universitas Airlangga.
“Kalaupun saya donor darah, mungkin darah saya tidak berwarna merah, tetapi biru kuning karena sangat UNAIR-nya hehe,’’ celetuk Prof Hadi yang juga sebagai Direktur Kemahasiswaan UNAIR itu.
Dalam proses pengukuhan, selain menyampaikan orasi mengenai karakteristik hukum kepailitan Indonesia dan Perkembangannya sebagai Instrumen Hukum Recovery Pembayaran Utang pada Rabu (10/8//2022). Dirinya juga mengingatkan hakikat tanggung-jawab guru besar yakni shahihnya keilmuan dan kebermanfaatan ilmu bagi sivitas akademika maupun masyarakat umum.
Guru Besar FH UNAIR ini paham bahwa kunci seorang pendidik yang baik adalah menjadi seorang yang terus menerus menimba ilmu dan membaginya kepada orang lain. Tapi tak disangka perjalanannya sebagai mahasiswa fakultas hukum sempat tidak mendapat restu orang tua.
Pasalnya, setelah menamatkan studinya di pondok, Prof Hadi ikut Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Selanjutnya melihat pengumuman kelulusan di koran, dan alhasil lolos masuk Fakultas Hukum UNAIR.
Akan tetapi, ayah Prof Hadi berpesan jika lolos FH jangan dimasuki. Sebab ayahnya berpendapat tanggung jawab hakim itu berat. Terlepas dari itu, ia tetap nekat berangkat ke Surabaya untuk daftar ulang dan meminjam uang omnya.
“Tapi karena saya yakin orang tua itu representasi dari sang khalik, ridhonya Tuhan tentu berbanding lurus sama ridhonya orang tua. Akhirnya saya pulang minta ridho, dan untungnya dibela emak (Red: ibu) saya. Dengan kalimat pembelaan seperti ini, biarlah Subhan kuliah di UNAIR siapa tahu nanti jadi dosen UNAIR,’’ ungkap dosen yang juga pernah menguji S3 di Universitas Leiden Belanda.
Alhamdulillah sekarang saya jadi dosen di UNAIR, sambungnya, dan berkesempatan menjadi guru besar. Oleh karena itu, momen ini saya dedikasikan untuk almarhum ayah. Beliau yang mendidik saya cinta keilmuan, tidak kalah pula saya hadiahkan untuk emak saya sebagai sosok yang senantiasa mendoakan saya.
Masih diiringi rasa haru, Prof Hadi juga menyebut beberapa tokoh yang turut mendoakan dan mendukung penuh karirnya, terutama juga menyebut nama istrinya yang telah membersamainya dalam suka duka termasuk sejak sebelum menjadi dosen.
“Ketika saya masih dalam pengembaraan, ada seseorang yang memungut saya dari belantara kehidupan, yaitu senior saya Aryo Wijanarko, yang mungkin tanpa beliau jalan kehidupan saya lain dari saat ini,” tutupnya.
Penulis: Viradyah Lulut Santosa
Editor: Khefti Al Mawalia