Universitas Airlangga Official Website

Cerita Tania Mengenyam Pendidikan di Singapura, Mulai Kuliah Hingga Belajar Bahasa Isyarat

Tania saat berfoto di Nanyang Technological University Singapura. (Foto : Dok Pribadi)

UNAIR NEWS – Tania Ruli Natalnael berkesempatan mengenyam pendidikan di luar negeri selama satu semester berkat program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Tania menceritakan pengalamannya selama berkuliah di Nanyang Technological University Singapura, universitas terbaik se-Asia versi QS WUR 2022.

Kebiasaan Baru

Mahasiswa Sistem Informasi UNAIR itu bercerita mengenai kendala bahasa keseharian yang dia pakai selama di Singapura. Awalnya, Tania mengira semua warga Singapura secara bawaan akan menggunakan bahasa Inggris. Kenyataannya tidak demikian. Bahasa yang diakui di Singapura ada empat, yaitu Bahasa Inggris, Melayu, Chinese, dan Tamil.

“Jadi wajar saja kalau ada yang tidak berbahasa Inggris. Akhirnya, saya harus paham beberapa kata yang sering dipakai, misalkan dabao (打包, dibungkus),  zheli (这里, makan di tempat), dan lainnya,” terangnya.

Tania juga merasakan culture shock saat menyebrang jalan di zebra cross dalam perjalanan menuju kampus. Di Indonesia, zebra cross hanya ada di dekat lampu lalu lintas. Selain itu, penyeberang jalan harus menyeberang jalan di waktu yang tepat, yaitu saat jalan raya kosong atau kendaraan masih jauh. 

“Di Singapura, zebra cross banyak ditemukan. Kendaraanlah yang justru harus berhenti untuk mempersilahkan penyeberang jalan menyebrang.

Kegiatan Tania saat mengunjungi salah satu sea aquarium di Singapura. (Foto : Dok Pribadi)
Kegiatan di Kampus

Selama di NTU, mahasiswa asal Bandar Lampung itu ingin  mengikuti beberapa unit kegiatan mahasiswa (UKM). Namun, kebanyakan UKM sudah menutup pendaftaran atau sulit menerima mahasiswa pertukaran pelajar karena membutuhkan komitmen lebih lama dari empat bulan.

“Maka dari itu saya hanya bisa mengikuti acara yang diadakan oleh UKM atau badan organisasi di NTU,” jelasnya.

Kegiatan UKM yang diikuti Tania di antaranya adalah kegiatan workshop, kelas/acara outing pengenalan Singapura, dan lainnya. Salah satu workshop yang diikuti adalah Workshop Bahasa Isyarat Singapura (Singapore Sign Language, SSL).

“Saya bersama teman-teman lainnya bisa sedikit belajar SSL dan berkomunikasi secara langsung dengan Komunitas Tuli di Singapura,” ceritanya.

Untuk dapat cepat berbaur dengan warga lokal, Tania banyak mempelajari budaya atau kultur setempat. Tania juga mempelajari sedikit bahasa lokal yang biasa digunakan sehari-hari.

“Warga lokal akan mengapresiasi usaha tersebut, sama seperti masyarakat Indonesia yang mengapresiasi orang asing yang mencoba berbicara dalam bahasa Indonesia,” ucapnya.

Menurut Tania, tata krama yang universal juga sangat berguna. Seperti selalu memberikan senyuman. Dan yang terpenting, jangan lupa selalu berdoa agar diberi perlindungan dan bimbingan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Pada akhir, Tania berterima kasih kepada UNAIR, utamanya atas dukungan dari Airlangga Global Engagement (AGE). AGE UNAIR telah banyak membantu mahasiswa awardee IISMA, mulai dari bantuan dana tes kefasihan berbahasa Inggris, surat rekomendasi, pembekalan, sosialisasi, hingga kebutuhan administratif lainnya. (*)

Penulis :  Sandi Prabowo

Editor :  Binti Q Masruroh