Universitas Airlangga Official Website

Cerita Tim Phyllanthus Reversemicelle UNAIR Sabet Medali Emas PIMNAS 36

Tim Phyllanthus Reversemicelle Saat di PIMNAS Ke-36, Universitas Padjadjaran (Foto: Dokumentasi Narasumber)
Tim Phyllanthus Reversemicelle Saat di PIMNAS Ke-36, Universitas Padjadjaran (Foto: Dokumentasi Narasumber)

UNAIR NEWS – Kata orang, hasil tidak akan menghianati proses. Tampaknya, perkataan itu benar adanya. Fany Zumrotul Faizah memimpin tim Phyllanthus Reversemicelle berhasil meraih medali emas dalam kategori Presentasi PKM-Riset Eksakta-4 pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) Ke-36 Desember lalu di Universitas Padjadjaran (Unpad). Ia dan tim mengusung ekstrak meniran berbentuk mikroemulsi sistem reverse micelle sebagai anti-kanker. 

Begadang di lab hingga kurang tidur pun menjadi makanan sehari-hari, hingga fokus yang terbagi dua membuat perjuangan Fany dan tim menjadi kian menantang. “Tentu banyak waktu yang kami habiskan untuk menyelesaikan riset mulai nge-lab dari pagi hingga larut malam, bahkan kurang tidur karena juga berbarengan dengan kuliah.”

“Fokus tim kami juga harus terbagi karena tim kami lolos dua judul dengan anggota yang sama sehingga fokus tim kami terbagi menjadi dua,” tambahnya. 

Berawal dari kelompok lomba karya ilmiah, Fany mengumpulkan empat rekan yang memiliki motif dan semangat yang sama. Empat rekan itu adalah Leivina Ariani Sugiharto Putri, M Rofiq Azmi, Shavira Priyantika Putri, dan Zavirah Silalahi. 

“Motivasi utama kami tentu ingin berkontribusi dalam membawa pulang Piala Adhikarta (piala juara umum PIMNAS) ke Universitas Airlangga dengan minat kami pada bidang riset,” tuturnya. 

Saat mendengar bahwa pemenang PKM berhak lulus tanpa skripsi, semangat semakin membara. Belum lagi kesempatan untuk menjadi wisudawan berprestasi turut menjadi ‘hadiah’ tambahan bagi tim Phyllanthus Reversemicelle. 

Inovasi mereka berangkat dari masih tingginya kasus kanker serviks Indonesia hingga menduduki posisi kedua sedunia. Adapun pengobatan berupa kemoterapi, namun hal tersebut membawa banyak efek samping. Obat herbal usungan mereka dengan ekstrak meniran dinilai minim efek samping dengan keterbaruan berupa sistem reverse micelle

Momen PIMNAS, kata Fany, adalah kali pertama mereka mengunjungi Universitas Padjadjaran. Berbeda dengan Surabaya, berlokasi di pegunungan yang dingin, imunitas tim Phyllanthus Reversemicelle sedikit ‘diuji’. Selain itu, Fany dan tim tampaknya tak terbiasa dengan perbedaan kuliner yang ada. 

“Makanan daerah Bandung juga terbilang berbeda cita rasanya dengan Surabaya. Sehingga terasa aneh di lidah kami ketika mencicipinya,” ungkapnya. 

Tak lupa, Fany turut membagikan tantangan dalam berlaga di PIMNAS tahun lalu. Menurutnya, perlu ada persiapan yang baik oleh tim serta pembimbing, entah itu dosen dan atau kampus. Selain itu, proposal yang diajukan haruslah sesuai dengan standar PIMNAS. 

“Tujuannya agar ide tersebut dapat bersaing dengan peserta yang berasal dari universitas top di Indonesia,” jelasnya.

Diikuti dengan ambisi, semangat, dan ketahanan untuk mencapai target sebagai sebuah tim sangat berperan penting dalam kemenangan tim Phyllanthus Reversemicelle meraih medali emas Presentasi PKM-RE-4 PIMNAS Ke-36.

Penulis: Muhammad Naqsya Riwansia

Editor: Feri Fenoria

Baca Juga:

UNAIR Siap Sukseskan Gelaran PIMNAS 37

UNAIR Buka Sayembara Logo, Maskot, & Theme Song PIMNAS 37