Masyarakat dunia menyaksikan tentara Israel – IDF telah menyerang beberapa wilayah Libanon seperti Libanon Selatan dan Beirut ibukota Libanon. Israel telah memperluas serangannya diluar wilayah Jalur Gaza seperti wilayah Tepi Barat atau the West Bank, lalu wilayah Libanon dan kadangkala masuk ke teritori Suriah. IDF mengklaim bahwa serangan-serangannya berhasil membunuh tokoh-tokoh faksi perlawanan Hisbullah termasuk pemimpinnya Hasan Nasrullah.
Libanon dengan ibukota nya Beirut sejak lama menjadi ikon negara Arab di Timur Tengah yang memiliki daya tarik khusus sehingga banyak wisatawan negara-negara Eropa maupun Timur Tengah menjadikannya sebagai destinasi wisata utama mengingat keindahan kota Beirut.
Tidak ada kota yang di ibaratkan seperti Paris, kecuali Beirut ibu kota Libanon ini, karena memang statusnya pernah menjadi koloni Perancis pada Perang Dunia ke 2. Beirut menjadi pusat fashion di Timur Tengah, yang memiliki designer atau perancang pakaian kelas dunia seperti Elie Saab, Zuhair Murad dan Reem Acra. Ada juga Zade Dirani seorang pianist dan komposer musik terkemuka dan terkenal di Eropa, Amerika Serikat dan tentunya Timur Tengah, ada artis-artis terkenal seperti Mashrou’ Leila · Anthony Keyrouz · Tobiahs · Elias Rahbani · Majida El Roumi · Rayan · Issam Hajali · Charif Megarbane. Ada pula penyanyi terkenal seperti Majida El Roumi, Nancy Ajram dsb.
Jalanannya gemerlapan dipenuhi dengan café seperti di jalan-jalan di Paris – Champ Elysee dimana para wisatawan asing, diplomat, budayawan, penyanyi, intelektual, keluarga kaya dan sebagainya nongkrong.
Kota yang terkenal dengan wanita dan pria yang cantik dan tampang, paduan Timur Tengah dan Eropa. Tak heran para orang kaya di negara-negara Arab seperti Saudi Arabia, Uni Emirat Arab dll kalau weekend memenuhi kota Beirut untuk plesir baik di kota maupun di pantainya. Memang Beirut menjadi salah satu pilihan destinasi wisata terkemuka di Timur Tengah.
Namun Beirut sebagai ibukota Libanon mengalami krisis berkepanjangan, dan disebut-sebut sebagai negara yang akan kolaps akibat perekonomannya yang merosot tajam, dan juga terkena pandemi virus corona. “C’est Beyrouth” kata dalam bahasa Perancis atau “It’s Beirut” dalam bahasa Inggrisnya atau “Inilah Beirut” – sebagai dua kata yang menggambarkan kondisi kacau yang melanda sebuah tempat. Kekacauan demi kekacauan melanda Libanon, misalkan perang saudara tahun 1975-1990 yang diakibatkan perpecahan sektarian. Sistim politik negara yang membagi kekuasaan berdasarkan agama menjadi persoalan berkepanjangan. Kalau Presidennya dari Kristen maka Angkatan Perangnya dari Islam. Belum lagi pembunuhan – demi pembunuhan berlangsung karena sentiment politik pada periode 2005 sampai 2008; perang dengan Israel tahun 2006, pergolakan sipil yang menenaln jiwa di kota Tripoli tahun 2012.
Tapi sejak tanggal 27 September 2024 sampai dengan saya tulis artikel ini, beberapa media internasional termasuk saluran-saluran TV memberitakan breaking news karena ibu kota Libanon yang cantik itu dibombardir tentara Israel lewat serangan udara. Diberitakan militer Israel meluncurkan serangan “yang belum pernah terjadi sebelumnya” di Beirut selatan dengan korban tewas dan terluka di tempat kejadian dan blok bangunan dirobohkan saat serangan ke Lebanon semakin intensif.
Israel di tengah kritikan dunia dan demonstrasi rakyatnya didalam negeri masih meneruskan tindakan pembunuhan massal di Gaza dan wilayah tepi barat Palestina; dan malahan memperluan perangnya ke wilayah Libanon. Pertama tentara IDF Israel menyerang wilayah selatan Libanon dengan alasan untuk menghancurkan pasukan Hisbullah Libanon yang secara konsisten membantu Hamas di Gaza. Hisbullah berjanji akan melawan Israel selama negara Zionis ini melakukan genosida di Gaza.
Banyak analis militer dan intelijen bahkan para pejabat negara-negara maju berpendapat bahwa manuver Israel memperluas perang ke Libanon itu adalah tindakan yang salah karena dapat menyeret negara-negara di wilayah Timur Tengah dan Iran akan bersama terlibat perang melawan Israel. Hal ini akan memicu kondisi keamanan Timur Tengah dan global akan terancam. Seperti diketahui selain Hisbullah di Libanon negara Suriah, Iraq, milisi Houthi di Yaman dan Iran adalah negara-negara yang secara terang-terangan akan berperang melawan Israel. Sementara seperti biasanya negara Amerika Serikat sebagai sekutu abadi Israel akan tetap mati-matian membela Israel.