Universitas Airlangga Official Website

Ciki Ngebul Memakan Korban, Dosen UNAIR Beri Tanggapan

Sumber: Detik Health

UNAIR NEWS – Berbagai macam jajanan atau ciki beredar di sekitar kita. Salah satu ciki yang mudah ditemukan adalah ciki ngebul yang dapat membuat mulut penikmatnya seperti mengeluarkan asap. Sensasi asap yang keluar dari mulut berasal dari kandungan nitrogen cair dan menjadi daya tarik utama pada ciki ini. Meski mengusung konsep yang unik, ciki ini dibandrol dengan harga yang terjangkau. Tak ayal jika ciki ini digandrungi oleh banyak kalangan termasuk anak-anak.

Namun kejadian tidak diinginkan terjadi pada tujuh siswa Sekolah Dasar (SD) di Tasikmalaya, Jawa Barat beberapa waktu lalu. Usai menyantap ciki ngebul mereka dilaporkan mengalami mual, muntah, dan begah perut. Peristiwa itu membuat Kementerian Kesehatan mengeluarkan surat edaran pada Selasa (3/1/2023) lalu yang berisi instruksi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan rumah sakit untuk melaporkan apabila ada temuan kasus keracunan panganan berasap di wilayah masing-masing.

Bahaya Nitrogen Cair

Menurut Dosen Kimia Farmasi Fakultas Farmasi (FF) Universitas Airlangga (UNAIR) Drs apt Marcellino Rudyanto MSi PhD, nitrogen merupakan senyawa inert yang artinya tidak bereaksi dengan senyawa lain. “Senyawa ini tidak memiliki sifat beracun tapi bukan berarti tidak memiliki bahaya,” katanya.

Nitrogen memiliki titik didih yang sangat rendah yaitu -196 derajat celcius. “Maka kalau tubuh manusia terpapar nitrogen cair dalam waktu yang lama, sel tubuhnya akan membeku atau mati,” ungkapnya.

Drs apt Marcellino Rudyanto MSi PhD (Sumber: Dokumen Pribadi)

Menurut Marcellino, nitrogen pada dasarnya tidak memiliki manfaat bagi tubuh, keberadaannya hanya menambah keindahan dalam sebuah hidangan. Kendati demikian, nitrogen cair bermanfaat dalam berbagai bidang, misalnya untuk mengawetkan sampel biologis atau mendinginkan instrumen yang menggunakan magnet superkonduktor.

Perlunya Kehati-hatian

Alumnus Tohoku University, Jepang tersebut menegaskan kepada orang tua untuk berhati-hati dalam melakukan pengawasan terhadap jajanan yang dikonsumsi oleh anak. Apabila anak terlanjur mengonsumsi ciki ngebul tapi tidak terjadi keluhan, maka seyogyanya orang tua memberi pengertian kepada anak untuk tidak mengonsumsinya kembali. “Jika setelah mengonsumsi lalu terjadi kelainan pada saluran pencernaan maka segera bawa ke pelayanan kesehatan,” jelasnya.

Guna mencegah agar peristiwa keracunan ciki ngebul tidak terulang kembali, penggunaan nitrogen cair pada makanan harus dibatasi. Hendaknya hanya chef bersertifikat yang dapat menggunakan senyawa ini. Meski demikian, kehati-hatian tetap diperlukan dalam penggunaannya.

“Nitrogen bisa bermanfaat untuk membekukan makanan secara cepat. Tapi ketika disantap harus dipastikan nitrogen sudah menguap meski makanannya masih beku,” tutupnya. (*)

Penulis: Icha Nur Imami Puspita

Editor: Binti Q. Masruroh