UNAIR NEWS – Magang adalah program wajib dalam kurikulum semester 6 D3 Perpustakaan, Fakultas Vokasi (FV), Universitas Airlangga (UNAIR). Kegiatan ini merupakan bagian dari praktik kerja yang diselenggarakan secara terpadu di lapangan sesuai program studinya.
Empat Mahasiswa D3 Perpustakaan, Arik Afif Diaz Musafa, Afifah Rizky Hanindya, Bagaskara Fatchurahman, dan Michael Fernando Arthur Unso, berkesempatan melakukan magang di Perpustakaan SDN Mojo VIII. Mereka melakukan magang sejak 8 Desember 2023 hingga 25 Maret 2024.
Kepada UNAIR NEWS melalui wawancara online (19/3/2024), Bagaskara, salah satu anggota kelompok magang menyampaikan bahwa tim magang wajib membuat inovasi bagi perpustakaan skala kecil-menengah. Inovasi tersebut direalisasikan berdasarkan permasalahan di lapangan, dan disesuaikan dengan kaidah perpustakaan.
“Dari kami tuh fokusnya ke inovasi sistem otomasi web perpustakaan, tata ruang perpustakaan, membuatkan SOP (standar operating procedure) tentang sirkulasi peminjaman, pengembalian, dan bebas pustaka, serta program edukasi namanya edufun-games untuk kelas satu, dua, dan tiga,” ungkap mahasiswa yang akrab disapa Bagas itu.
Inovasi Pengembangan Perpustakaan Sekolah
Setelah melakukan survey dan mengenali permasalahan yang terjadi, Bagas dan tim merancang beberapa inovasi pada perpustakaan. Inovasi tersebut di antaranya, sistem otomasi web perpustakaan, pengolahan koleksi dan tata lokasi perpustakaan, serta inovasi SOP Layanan Sirkulasi dan Bebas Pustaka.
Tim magang itu menginisiasi penggunaan InlisLite, sebuah layanan dengan developer Perpustakaan Nasional (Perpusnas), pada sistem otomasi web perpustakaan. Sistem ini mempermudah pengelolaan buku dan layanan perpustakaan, seperti layanan keanggotaan, bebas pustaka, dan sirkulasi.
Lebih lanjut, mereka merancang SOP layanan sirkulasi mencakup peminjaman, pengembalian, dan baca di tempat. Disamping itu, mereka merancang SOP layanan bebas pustaka untuk meminimalisir risiko kehilangan koleksi buku.
“Kita buatkan SOP ini karena dari kasus di lapangan, banyak kejadian kehilangan buku yang dipinjam sama murid-murid yang sudah lulus. Nah petugas perpusnya nggak tahu kalau bukunya masih dipinjam,” terang Bagas.
Bagas dan tim melakukan penataan ulang dan renovasi perpustakaan. “Jadi kita melakukan pendataan dan klasifikasi subjek sehingga koleksi buku dapat dilayankan ke pemustaka. Harapannya, setelah direnovasi dan koleksi buku lebih rapi, ruangan jadi lebih efisien dan nyaman sih,” papar Bagas.
Edukasi Literasi Sejak Dini
Disamping inovasi pengembangan perpustakaan, Bagas dan tim juga melakukan kegiatan interaktif bersama siswa-siswi SDN Mojo VIII. Kegiatan itu mereka beri nama “Edufun-Games” yang dilaksanakan bergantian tiap kelas.
“Untuk games ini kita ingin meningkatkan kosakata anak-anak SD dengan memanfaatkan kartu abjad. Jadi kartunya diacak dan disebar ke siswa, nah nanti mereka dapat kartu masing-masing 1. Dari kartu tersebut mereka harus akan memikirkan 5 kata dengan subjek tertera pada kartu, kemudian dituliskan dan dieja,” ungkap Bagas.
Bagas menuturkan, terdapat peningkatan minat literasi dan antusiasme yang baik dari siswa-siswi SDN Mojo selama program ini terlaksana. Hal ini dibuktikan dari meningkatnya frekuensi kunjungan ke perpustakaan.
Di akhir, Bagas juga berharap kegiatan yang mereka lakukan memberikan dampak positif jangka panjang dan berkelanjutan kepada perpustakaan SDN Mojo VIII. “ Harapannya, magang ini dapat memberikan inovasi baru dan transformasi pada Perpustakaan SDN Mojo VIII. Karena kita juga membuat inovasi di perpustakaannya, semoga program tersebut akan berkelanjutan”. harapnya.
Penulis : Febriana Putri Nur Aziizah
Editor : Khefti Al Mawalia