Universitas Airlangga Official Website

Ciptakan Produk Bernilai Jual, Mahasiswa BBK Kenalkan Ecoprint

Mahasiswa BBK mengajari masyarakat cara membuat motif di atas totebag dengan menggunakan teknik ecoprint. (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Mahasiswa BBK mengajari masyarakat cara membuat motif di atas totebag dengan menggunakan teknik ecoprint. (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

UNAIR NEWS – Tim Belajar Bersama Komunitas (BBK) ke-2 Universitas Airlangga (UNAIR) melangsungkan edukasi dan praktik ecoprint bersama warga Desa Karangrejo, Karanggeneng, Lamongan, pada Minggu (23/7/2023). Ecoprint sendiri merupakan teknik mencetak pada kain dengan menggunakan pewarna alami dari daun, dan bunga.

Motif daun dan bunga yang telah terjiplak pada kain dapat menghasilkan visual yang menarik dan unik, sehingga dapat bernilai jual tinggi. Jika dimanfaatkan secara maksimal, bukan tidak mungkin ecoprint dapat menjadi pundi-pundi rupiah bagi pengrajinnya.

Edukasi dan Praktik Langsung

Sebelum melakukan praktik, tentu warga diberikan edukasi terlebih dahulu mengenai metode, peluang, serta bahan dan alat yang dibutuhkan saat menciptakan motif kain dengan ecoprint. Peserta yang hadir dalam edukasi tersebut tidak perlu memiliki kemampuan khusus. Pasalnya, siapa saja dapat melakukan ecoprint.

Dengan teknik pounding, motif pada daun akan tercetak ketika kita memukul-mukulnya secara rata pada kain. Teknik ini pula yang membuat kegiatan ini tak memerlukan banyak bahan dan peralatan, cukup bermodal daun-daun bermotif unik, kain, serta alat pemukul.

Pendayagunaan Dedaunan

Hasil observasi mahasiswa mendasari kegiatan ini. Mereka menemukan kurangnya pemanfaatan daun dan bunga sebagai produk bernilai jual. “Kami melihat bahwa teknik ecoprint dapat bermanfaat karena tidak memerlukan peralatan yang rumit. Sehingga, tidak memberatkan bagi masyarakat untuk mengembangkan keahlian ini,” jelas Ryan Devananda Argyono, ketua kelompok BBK Karangrejo.

Sebelumnya, warga belum mengenal adanya teknik percetakan dari bahan alam ini. Sehingga pada saat edukasi dan pelaksanaan praktik, peserta sangat antusias dan berencana akan mengembangkan kegiatan ini menuju kegiatan yang bernilai guna ekonomis.

“Semoga masyarakat bisa menerapkan dan mempelajari kegiatan ini bisa secara berkelanjutan. Utamanya, dapat membuat usaha kecil-kecilan berbasis alam. Sehingga bisa bermanfaat bagi warga setempat,” sebut ketua kelompok KKN yang dibimbing oleh Beta Novia Rizky drg MSi. (*)

Penulis : Stefanny Elly

Editor : Binti Q. Masruroh