n

Universitas Airlangga Official Website

Cuaca Tak Menentu, Pendakian di Denali Sempat Terhenti

denali
(Dari kiri) Yasak, Mochammad Roby Yahya, dan Muhammad Faishal Tamimi sebelum pendakian. (Foto: Dokumentasi pribadi)

UNAIR NEWS – Suasana alam yang tak menentu membuat para tim atlet Airlangga Indonesia Denali Expedition (AIDeX) Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Airlangga belum bisa melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Mc. Kinley atau Denali.

Hal tersebut diutarakan oleh manajer atlet AIDeX Wahyu Nur Wahid yang mendapatkan laporan dari para atlet dari Alaska, Amerika Serikat. Wahyu mengatakan, saat ini Kamis (8/6) waktu Alaska tim atlet AIDeX masih berada di kamp empat yang terletak di ketinggian 14.100 kaki atau 4.297 meter di atas permukaan laut (mdpl).

“Kondisi cuaca di kamp empat berangin, sedangkan di kamp lima laju angin cukup kencang dan berawan. Sementara suhu di ketinggian sana berkisar antara minus 28 derajat Celcius hingga minus 32 derajat Celcius,” ungkap manajer atlet.

Pendakian atlet di Denali yang memasuki hari ke-12 dilakukan oleh ketiga atlet yang beranggotakan Muhammad Faishal Tamimi (mahasiswa Fakultas Vokasi/2011), Mochammad Roby Yahya (mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan/2011, dan Yasak (alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik).

Sementara itu, menurut prakiraan cuaca di Denali, selama empat hari ke depan, kondisi alam tak memungkinkan para pendaki untuk melanjutkan pendakian. Cuaca akan dihadapkan pada snow showers hingga whiteout. Snow showers adalah kondisi anomali di waktu mana hujan, cerah, dan hujan salju datang silih berganti. Sementara whiteout adalah kondisi kabut yang mengakibatkan garis horizon mengabur dan menyebabkan disorientasi arah.

“Kondisi ini bahkan memaksa para pendaki dari kamp lima untuk turun ke kamp empat,” terang Wahyu.

Meski dihadapkan pada kondisi yang tak menentu, ketiga atlet tengah dalam kondisi sehat. Sembari menunggu waktu yang tepat untuk melanjutkan perjalanan ke kamp lima di ketinggian 17.200 kaki, mereka kini tengah menikmati waktunya di kamp empat.

“Mereka mengabadikan gambar, berfoto-foto, dan bertukar pengalaman sama pendaki lain. Intinya, mereka melakukan aktivitas di kamp,” tutur Wahyu.

Namun, jika cuaca telah pada tanggal 9 Juni, tim atlet akan berangkat menuju kamp lima. Dilanjutkan beristirahat selama satu hari pada tanggal 10 Juni, dan mendaki puncak pada tanggal 11 Juni.

Dua hari sebelumnya, pada tanggal 6 Juni tim atlet melakukan istirahat di kamp empat. Sedangkan, pada tanggal 7 Juni ketiga pendaki AIDeX melakukan perjalanan menuju Ridges (lingkaran hijau) di ketinggian 16.100 kaki dengan membawa logistik yang dipendam dalam timbunan es.

“Saya mewakili rekan-rekan atlet dan manajemen memohon doanya agar tim tetap dalam kondisi sehat dan cuaca di Denali bersahabat supaya mereka bisa melanjutkan perjalanan, dan kembali dengan selamat,” pinta mahasiswa Ilmu Administrasi Negara tahun angkatan 2011.

Kelancaran tim atlet dalam melalui rintangan di Denali tak lepas dari berbagai persiapan yang telah dilakukan selama berada di Indonesia. Selama 18 bulan, persiapan tim AIDeX banyak dibantu oleh PT. PP Properti (Tbk) dan PT. Pegadaian Persero.

Denali bukanlah puncak pertama yang didaki oleh anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam (UKM Wanala). Empat dari tujuh puncak tertinggi yang telah digapai tim adalah Puncak Carztenz Pyramid (Indonesia/1994), Kilimanjaro (Tanzania/2009), Elbrus (Rusia/2011), dan Aconcagua (Argentina/2013).

Selain ke Denali, ekspedisi ke Vinson Massif di Antartika serta Everest di Himalaya akan menggenapi ekspedisi seven summits anggota UKM Wanala.

Penulis: Defrina Sukma S