Ikan karang adalah salah satu biota laut di ekosistem terumbu karang yang bergantung pada kondisi dan kesehatan terumbu karang untuk bertahan hidup. Secara ekologi, terumbu karang berperan sebagai tempat untuk makan, pembibitan, dan pemijahan bagi ikan dan organisme pendukung lainnya yang tinggal di ekosistem terumbu karang. Ikan karang juga merupakan komoditas unggulan pada sektor perikanan dan wisata menyelam di Indonesia, sehingga diperlukan upaya pemantuan persediaan ikan karang untuk mengamati ekosistem terumbu karang setiap tahun. Pantai Bama adalah salah satu perairan di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur yang dikenal sebagai objek ekowisata untuk kegiatan alam seperti menyelam, bepergian, dan lain-lain. Ekosistem terumbu karang dapat digunakan sebagai habitat untuk mendukung daur hidup ikan dan kehidupan laut lainnya di Pantai Bama. Diversitas ikan karang yang tinggi disebabkan oleh variasi pada habitat mereka di terumbu karang. Akan tetapi, komunitas ikan karang di beberapa wilayah di Indonesia termasuk Pantai Bama telah mengalami penurunan populasi yang disebabkan karena kerusakan terumbu karang.
Pantai Bama terletak di Sitobundo, Jawa Timur pada posisi 07o29’- 07o55’ Lintang Selatan dan 114o17’- 114o28’ Bujur Timur. Pantai Bama berbatasan dengan Selat Madura di bagian Utara, Selat Bali di bagian Timur, Sungai Bajulmati di bagian Selatan, dan Sungai Klokoran di bagian Barat. Rata-rata suhu tahunan perairan Pantai Bama yaitu 28oC dengan salinitas berkisar antara 30-35 ppt dan produktivitas primer sebesar 20.683 ± 12.055 mg/C/m2/hari. Sampel ikan dikumpullkan dari tiga stasiun yang berbeda. Identifikasi keragaman ikan karang dilakukan dengan menggunakan metode Underwater Visual Census (UVC). Spesies ikan yang digunakan sebagai sampel dan dideskripsi adalah spesies ikan yang berada di transek 100x5x5 m. Pengumpulan ikan karang dimulai beberapa menit setelah pemasangan transek. Kelimpahan ikan karang dihitung dengan jarak pemantauan 2,5 m dari sisi kiri dan kanan transek. Ikan karang yang terkumpul kemudian dianalisis dengan membuat indeks dominansi (C), indeks keragaman (H), dan indeks keseragaman (E).
Dalam laporan ini didapatkan 20 spesies ikan karang dari 8 keluarga yang ditemukan di semua stasiun pengambilan sampel. Spesies ikan karang yang paling banyak dijumpai di semua stasiun adalah spesies Pomacentrus moluccensis, kemudian diikuti dengan spesies Pomacentrus coelestis dan spesies Abudefduf sexfasciatus dari famili Pomacentridae di urutan kedua. Pada umumnya, terdapat sekitar 411 spesies ikan yang termasuk dalam famili Pomancentridae. Secara umum, ikan dari keluarga ini dikenal sebagai ikan damsel dan termasuk anemon serta ikan badut. Distribusi ikan dari famili Pomacentridae tersebar luas di semua laut tropis dan sub-tropis. Tingginya sebaran famili ikan karang Pomancentridae yang ditemukan pada penelitian ini disebabkan oleh daya dukung lingkungan perairan yang melimpah di Pantai Bama. Hal ini sejalan dengan pernyataan Frederich dan Parmentier (2016) serta Rawe et al (2019) bahwa ikan damsel menempati lingkungan yang dangkal, berpasir, dan banyak rumput laut serta kebanyakan ditemukan di ekosistem terumbu karang tropis. Nilai indeks dominasi (C) pada tahun 2017 dan 2019 menunjukkan kategori rendah dengan nilai sebesar 0,299 dan 0,107. Selain itu, nilai keragaman indeks (H) tahun 2019 menunjukkan hasil sebesar 2.267 dan di 2017 sebesar 1.530. Distribusi ikan majemuk di ekosistem terumbu karang memicu seleksi alam untuk bertahan hidup. Selain itu, sebagian besar ikan karang sangat bergantung pada substrat sebagai tempat berteduh dan mencari makan. Nilai indeks keseragaman (E) menunjukkan perbedaan dalam dua tahun pengamatan. Pengamatan pada tahun 2019 diperoleh nilai 0,680, sedangkan pada tahun 2017 menunjukkan nilai 0,529.
Terumbu karang memiliki peranan penting dalam mendukung nilai keragaman dari ekosistem ikan karang. Ekosistem terumbu karang yang sehat dapat berisi keragaman ikan karang berkisar antara 6.000 hingga 8.000 spesies. Terumbu karang juga memiliki peran dalam mendukung komoditas pariwisata. Penurunan keragaman ikan karang dapat disebabkan perubahan iklim, penangkapan ikan berlebihan dan eksploitasi manusia, spesies invasif dan lingkungan yang tercemar.
Pantai Bama masih memiliki beberapa spesies ikan karang yang sangat tinggi pada tahun 2019. Hasil penelitian ini dapat menunjukkan kualitas Pantai Bama dalam kondisi baik, masih membutuhkan penelitian lebih lanjut tentang penelitian kesehatan seperti: karang, lamun, dan bakau di wilayah Pantai Bama. Pemerintah dan Departemen Lingkungan harus memulihkan ekosistem Pantai Bama untuk memastikan keberlanjutan kawasan ini selain sebagai kawasan ekowisata.
Penulis: Dr. Moch. Affandi, Drs., M.Si.
Mahendra, A. A., Kusdianti, E. M., Wiradana, P. A., Susilo, R. J. K., Putranto, T. W. C., Affandi, Moch. (2020, June). Checklist of coral reef fish species composition at Bama Coastal Waters, Situbondo, Jawa Timur, Indonesia: A preliminary study. In Eco. Env. & Cons. (Vol. 26, No. 4, p. 1816-1819).
Link: http://www.envirobiotechjournals.com/EEC/v26i420/EEC-59.pdf