Universitas Airlangga Official Website

Dampak Penggunaan Ponsel Berlebih Terhadap Kondisi Mental

Foto bersama peserta dengan Salma Ghina Sakinah Safari M Psi selaku pemateri. (Foto: Istimewa)
Foto bersama peserta dengan Salma Ghina Sakinah Safari M Psi selaku pemateri. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Airlangga Safespace bersama BEM KM Psikologi UNAIR menyelenggarakan webinar mengenai upaya kontrol diri terhadap gawai. Kegiatan itu bertajuk Overcoming Phone Addiction and Post-holiday Blues yang disampaikan langsung oleh Salma Ghina Sakinah Safari M Psi selaku psikologi klinis.

Salma Ghina Sakinah Safari atau yang akrab dipanggil Ghina membagi pembahasan menjadi dua, yakni perihal kecanduan ponsel dan tahapan depresi setelah masa liburan. Mengingat bahwa beberapa minggu ini merupakan masa liburan, sebagian orang memanfaatkan waktu liburan dengan beraktivitas di luar ruangan dan sebagian lagi justru membuang waktu dengan bermain ponsel.

Ghina mengatakan bahwa kecanduan terhadap penggunaan ponsel berdampak terhadap tubuh, baik secara fisik maupun psikis. Tolak ukur dari kecanduan dapat dilihat dari penggunaan yang berlebih. “Mengacu pada Global Web Index, masyarakat Indonesia rata-rata menggunakan internet selama tujuh jam, hal ini justru akan berdampak buruk terhadap kondisi tubuh manusia,” tuturnya.

Ghina menyebutkan bahwa gejala awal seseorang kecanduan menggunakan ponsel yakni selalu mengecek ponsel meskipun tidak diperlukan, mengabaikan tanggung jawab, membuang-buang waktu, dan waktu tidur yang kurang. Gejala awal itu, apabila tidak segera ditanggulangi, akan perlahan mempengaruhi kondisi emosional yang mudah berubah.

“Dalam keilmuan psikologis, kecanduan ponsel memiliki dampak yang beragam, mulai dari stres, depresi, daya fokus yang rendah, hingga dampak secara fisik seperti kesulitan tidur yang diakibatkan oleh blue light dari layar yang berlebih mempengaruhi secara langsung produksi melatonin dalam tubuh,” jelasnya.

Ghina menjelaskan bahwa terdapat metode untuk mengatasi kecanduaan menggunakan ponsel, yakni dengan cara digital detox. Penggunaan digital detox harus dimulai dari diri sendiri, dengan meningkatkan kepedulian dan membuat batasan untuk penggunaan ponsel di waktu tertentu atau di tempat tertentu.

“Tahapan digital detox dimulai dari menetapkan tujuan yang jelas mengenai pembatasan penggunaan ponsel, dukungan sosial, hingga membuat jadwal post-detox. Sehingga kegunaan digital detox dapat dilakukan secara berkelanjutan dan bermanfaat untuk mengurangi kecanduan menggunakan ponsel,” ucapnya.

Ghina mengatakan bahwa post-holiday blues merupakan fenomena seseorang merasakan kesedihan, kelelahan, dan kekecewaan setelah kembali dari liburan dan berhadapan lagi dengan rutinitas. Gejala post holiday blues biasanya disebabkan oleh ekspektasi yang terlalu tinggi setelah menjalani liburan, bahkan dapat disebabkan dari stres finansial setelah liburan.

“Seseorang yang terdampak post holiday blues akan berdampak terhadap ketegangan kesehatan mental, susah mengontrol emosi, kesulitan untuk tidur, hingga menyerang terhadap kekebalan imun tubuh,” pungkasnya.

Penulis : M. Akmal Syawal

Editor : Khefti Al Mawalia