UNAIR NEWS – Pencemaran udara yang semakin meningkat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas udara dan berdampak pada kesehatan. Fakultas Kedokteran (FK), Universitas Airlangga dalam channel Youtube Dokter UNAIR TV membahas dampak polusi udara terhadap kesehatan manusia pada Jum’at (27/10/2023).
Dosen Departemen Mikrobiologi Kedokteran UNAIR Firman Setiawan dr Sp MK PhD menanggapi realitas itu. Menurutnya, Salah satu penyebab pencemaran udara adalah mikroorganisme atau mikroba bisa dari bakteri, virus, dan jamur. Mikroba itu bukan hanya berasal dari air atau tanah, tapi juga terdapat dari partikel-partikel udara. Meskipun tidak kasat mata, udara mengandung mikroba yang berpotensi menjadi agen infeksi.
“Ada diskusi dengan tim peneliti, guyonannya adalah tubuh kita sebenarnya nunut di microbiome. Mikrobiota memainkan peran yang besar pada induksi, pelatihan, dan fungsi sistem kekebalan tubuh,” tuturnya
Di tubuh manusia ada sekitar 10 pangkat 14 sel, jumlah microbium di tubuh 1000 kali lebih banyak dari jumlah sel di dalam tubuh. Jumlahnya sangat banyak tinggal di permukaan kulit, usus, dan juga organ lain di dalam tubuh kita. Microbiome sendiri juga bermanfaat bagi tubuh manusia dan juga berpotensi untuk menyebabkan penyakit apabila tidak terjaga keseimbangannya.
Gangguan Saluran Pernafasan dan Solusi Mengatasinya
Salah satu penyakit pernapasan yang umum terjadi di Indonesia adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Istilah medis ini digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis infeksi yang mempengaruhi saluran pernapasan bagian atas dan bawah, termasuk hidung, tenggorokan, sinus, bronkus, dan paru-paru. Infeksi saluran pernapasan akut bisa disebabkan oleh berbagai agen penyebab, seperti virus, bakteri, atau bahkan jamur.
Menurut dr Firman, beberapa aktivitas manusia yang dapat mencegah kontaminasi mikroorganisme di udara. Antara lain menjaga sirkulasi udara dalam ruangan tertutup, pemasangan ventilasi, serta rutin membersihkan area permukaan rumah, termasuk air conditioner (AC) yang rentan terhadap bakteri legionella. Dengan begitu, kualitas udara yang bersih akan berdampak baik bagi kesehatan.
Tuhan mendesain organ barrier secara sempurna, sebagai respons alat pertahanan yang masuk dalam tubuh. Terkait keberadaan polutan terhadap fungsi-fungsi sel sistem pertahanan tubuh. Selain itu, microbiome yang dimiliki satu orang dengan yang lainnya tidaklah sama karena keberagamannya akan sangat bergantung pada makanan, gaya hidup, microbiome di lingkungan sekitar, dan juga faktor eksternal lainnya.
“Hal terpenting adalah bagaimana kita melakukan suatu protokol kesehatan dengan baik dan mengonsumsi makanan sehat. Pentingnya untuk menjaga keseimbangan dan kesehatan mikrobiota agar tidak masuk setiap saat dalam tubuh kita,” jelasnya.
Penulis: Mutiara Rachmi Karenina
Editor: Khefti Al Mawalia