Universitas Airlangga Official Website

Delegasi Indonesia Bahas Kerja Sama Riset di Universitas Tokyo Lewat Sakura Science Program

Delegasi Indonesia saat membahas kerja sama riset dengan University Tokyo (Foto: Dok. Narasumber)
Delegasi Indonesia saat membahas kerja sama riset dengan University Tokyo (Foto: Dok. Narasumber)

UNAIR NEWS – Dalam upaya memperkuat jejaring akademik dan riset internasional, delegasi Indonesia yang tergabung dalam Program Exchange Sakura Science Program (SSP) mengadakan pertemuan strategis di Universitas Tokyo, Jepang. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk mendorong kolaborasi lintas negara. Khususnya di bidang transfer teknologi, pengetahuan, dan pengembangan sumber daya manusia.

Delegasi Indonesia dalam SSP terdiri dari UNAIR dan ITS. Dari UNAIR antara lain Nauvila Fitrotul Aini (UNAIR), Aziz Nashiruddin Habibie (UNAIR), Nur Arifah Astri (UNAIR) dan Ninik Dwi Rahayu (UNAIR). Sementara itu, dari ITS yakni Hadziq Fabroyir (ITS), Gerry Sihaj (ITS), Muhammad Rafi Fillah (ITS), dan Widian Sasi Disertasiani (ITS). Sebagai salah satu agenda utama program, pertemuan ini turut menghadirkan Dianis Wulan Sari dan Neisya Pratiwindya Sudarsiwi sebagai perwakilan Dementia and Aging Research Center (DACRC); Atase Pendidikan KBRI Japan Prof Amzul Rifin; dan perwakilan dari Universitas Tokyo, termasuk Prof Noriko Yamamoto-Mitani.

Dalam sambutannya, Prof Amzul Rifin menegaskan komitmen Pemerintah Indonesia melalui KBRI Tokyo untuk mendukung penguatan kerja sama riset dan teknologi antarnegara. “Kerja sama riset internasional adalah elemen kunci dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Kami, dari pihak KBRI, sangat mendukung upaya ini. Terutama dalam mempercepat transfer teknologi dan pengembangan riset yang berorientasi pada hasil nyata untuk masyarakat,” ujar Prof Amzul.

Sementara itu, Prof Noriko Yamamoto Mitani dari Universitas Tokyo menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif yang delegasi Indonesia lakukan. Menurutnya, pengembangan riset berbasis kolaborasi global adalah langkah strategis untuk mendukung tujuan kesehatan bersama. “Kami percaya bahwa kerja sama internasional, terutama di bidang riset kesehatan dan teknologi, dapat memberikan kontribusi besar. Dalam menciptakan solusi yang inovatif dan berdampak luas,” jelasnya.

Pertemuan ini menyoroti pentingnya transfer teknologi dan pengetahuan sebagai inti dari kolaborasi. Delegasi SSP dan Universitas Tokyo membahas berbagai peluang kerja sama. Termasuk pengembangan proyek riset bersama, pertukaran tenaga ahli, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan beasiswa.

Program Sakura Science, inisiasi Japan Science and Technology Agency (JST), bertujuan untuk mempererat hubungan antarnegara melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Program ini telah menjadi platform yang efektif dalam mempertemukan akademisi, peneliti, dan mahasiswa dari berbagai negara untuk bekerja sama dalam proyek-proyek inovatif.

Delegasi Indonesia berharap, melalui program ini, akan terjalin hubungan yang lebih erat antara universitas dan lembaga riset di Indonesia dengan institusi akademik terkemuka di Jepang. “Kami melihat potensi besar dalam kolaborasi ini. Bukan hanya untuk kepentingan akademik, tetapi juga untuk memberikan dampak nyata bagi masyarakat luas. Terutama di bidang kesehatan dan teknologi,” ujar Hadziq Fabroyir, salah satu anggota delegasi.

Kolaborasi antara KBRI Tokyo, Universitas Tokyo, dan delegasi SSP ini juga harapannya bisa menjadi katalisator bagi inisiatif serupa di masa depan. Dukungan dari pemerintah Indonesia melalui KBRI Tokyo menjadi penting dalam mempercepat proses implementasi kerja sama. Termasuk akses ke pendanaan, regulasi, dan jaringan internasional.

“Kami optimistis bahwa inisiasi ini akan menjadi langkah awal untuk memperkuat daya saing riset Indonesia di kancah global. Kami juga berharap hasil dari kolaborasi ini dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi di kedua negara,” tambah Prof Amzul Rifin.

Dalam diskusi tersebut, kedua belah pihak juga membahas isu-isu global yang membutuhkan pendekatan lintas disiplin dan lintas negara. Bidang kesehatan menjadi salah satu fokus utama. Mengingat tantangan yang saat ini dunia hadapi dalam beberapa dekade terakhir, seperti pandemi dan perubahan iklim.

Universitas Tokyo, yang terkenal sebagai salah satu institusi pendidikan terkemuka di dunia, menyatakan komitmennya. Terutama untuk membuka peluang lebih luas bagi akademisi dan peneliti Indonesia. “Kami berharap kolaborasi ini dapat menjadi contoh bagaimana riset internasional dapat mendorong terciptanya solusi inovatif yang bermanfaat bagi dunia,” ungkap Prof Noriko.

Penutup dari pertemuan ini adalah pernyataan komitmen bersama untuk melanjutkan diskusi dan merumuskan langkah konkret dalam merealisasikan kerja sama riset yang telah terinisiasi. Program Sakura Science harapannya dapat menjadi jembatan bagi terciptanya inovasi yang berdampak global, sekaligus memperkuat hubungan baik antara Indonesia dan Jepang.

Penulis: Aziz Nashiruddin Habibie

Editor: Yulia Rohmawati