Universitas Airlangga Official Website

Dengan Strategi Tepat, Mahasiswa UNAIR Sabet Juara dalam Business Case Competition Nasional

Sesi awarding tim B3DJO saat menjadi juara (Foto: Ahmad Reva Dany Fawwaz)
Sesi awarding tim B3DJO saat menjadi juara (Foto: Ahmad Reva Dany Fawwaz)

UNAIR NEWS – Tim mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil meraih peringkat II dalam ajang business case competition tingkat nasional Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). Lomba ini digelar secara daring dari Senin (26/5/2025) hingga Sabtu (28/6/2025). Lomba ini mempertemukan tim-tim terbaik dari berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia. Seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Kristen Duta Wacana sendiri, dan lainnya.

Tim mahasiswa UNAIR menamai tim mereka dengan nama B3DJO. Bukan sekadar singkatan dari tiga nama anggotanya, tim yang terdiri atas tiga mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) itu menautkan harapan dalam nama tim mereka. 

“Bukan sekadar akronim, kami tambahkan unsur bejo sebagai doa terselubung. Dengan harapan, semoga langkah kerja keras kami selalu diberkahi keberuntungan,” ujar Dany Fawwaz, selaku ketua tim.

Dalam kompetisi, tim B3DJO mengandalkan pendekatan evaluatif dan reflektif sebagai strategi utama. Setiap proses mereka dokumentasikan secara rapi dalam spreadsheet yang berisikan tracker kesalahan, timeline lomba, hingga daftar evaluasi hasil pitching sebelumnya. Mereka meyakini bahwa dari setiap kegagalan, muncul perbaikan. “Sebelumnya kami mengikuti beberapa lomba dan sudah kenyang dengan hasil ‘NT’ alias nice try, tapi justru dari sanalah kami belajar banyak,” tambah Dany.

(Kiri ke kanan) Muhammad Rizky Damary (Akuntansi 2023), Dhilla Avrylia Utomo (Ilmu Ekonomi 2023), dan Ahmad Reva Dany Fawwaz (Ilmu Ekonomi 2023) (Foto: Ahmad Reva Dany Fawwaz)
(Kiri ke kanan) Muhammad Rizky Damary (Akuntansi 2023), Dhilla Avrylia Utomo (Ilmu Ekonomi 2023), dan Ahmad Reva Dany Fawwaz (Ilmu Ekonomi 2023) (Foto: Ahmad Reva Dany Fawwaz)

Selain belajar dari kegagalan, mereka juga belajar bagaimana menyusun proposal yang komunikatif, memikat juri, dan tentunya, tepat sasaran berdasarkan rubrik penilaian. Ketelitian dalam membaca rubrik menjadi salah satu kunci untuk membedakan mana aspek yang paling mendapat bobot tinggi, dan mana yang hanya pelengkap.

Dalam kompetisi ini, tantangan terbesar bagi tim B3DJO bukanlah soal teknis, tapi bagaimana membentuk tim yang benar-benar saling melengkapi. Dalam dunia business case competition, pembagian peran yang jelas merupakan kunci keberhasilan.

Tim ini menyadari pentingnya memiliki strategist (pengembang arah solusi), analyst (pengolah data dan riset), serta finance expert (penghitung proyeksi keuangan dan dampak). Namun di luar itu, mereka juga butuh anggota yang mampu mendesain dengan baik, memiliki jiwa kepemimpinan, dan pribadi yang memiliki mental yang kuat.

“Harus ada yang jago desain, ada yang kuat leadership-nya, dan yang penting, semuanya harus punya mental tempur dan saling percaya. Alhamdulillah, tim B3DJO bisa memenuhi itu semua,” ucap Dany

Menurut Dany, tim B3DJO bisa memenuhi karakteristik ideal karena mereka membangun budaya saling memahami dan saling mendukung satu sama lain. Ketika salah satu anggota merasa ingin menyerah, yang lain siap menjadi penyemangat. Kekompakan menjadi dasar yang menguatkan mereka melewati setiap tantangan dalam kompetisi. “Tim bukan hanya siapa yang pintar, tapi siapa yang mau bertumbuh bersama,” tutup Dany

Penulis: Rosa Maharani

Editor: Yulia Rohmawati