UNAIR NEWS – Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (UNAIR) baru saja menggelar Kuliah Praktisi pada Rabu (8/11/2023). Dalam kuliah itu, Departemen Kimia mendatangkan Dr Carina Citra Dewi Joe, Senior Scientist dari University of Oxford.
Dr Carina merupakan salah satu ilmuwan asal Indonesia yang turut andil dalam pengembagan vaksin ternama dunia, AstraZeneca. Saat menjadi pembicara, ia berbagi wawasannya yang ia rangkai dalam presentasi berjudul Development of Viral-Vector based Vaccines for Clinical.
Sebagai pembuka, Dr Carina memperkenalkan viral-vector based vaccines sebagai vaksin yang menggunakan virus termodifikasi. Virus tersebut ia jadikan sebagai komponen utama pembuatan vaksin yang membuat tubuh manusia menciptakan sistem perlindungan terhadap virus tersebut.
“Jenis vaksin ini menggunakan jenis virus yang termodifikasi secara genetik untuk mengirimkan materi genetik dari patogen. Virus yang menjadi vektor tidak dapat menyebabkan penyakit pada manusia, tetapi dapat memicu respon imun terhadap materi genetik yang ia bawa,” ujar Dr Carina.
Cara Kerja Vaksin
Menurut Dr Carina, vektor virus yang masuk ke dalam tubuh melalui suntikan hanyalah gen dari protein virus tersebut. Inilah yang menjadi alasan mengapa virus yang terkandung dalam vaksin tidak akan menyebabkan penyakit meskipun telah masuk ke tubuh manusia.
“Vektor ini hanya membawa gen dari protein virus yang akan menjadi target vaksin. Setelah menyuntikkan vaksin ke dalam tubuh, vektor virus akan masuk ke dalam sel dan melepaskan gen virus,” ungkap Dr Carina.
Meskipun hanya berupa gen dari protein, sel tubuh manusia akan mendeteksi gen yang masuk itu sebagai zat asing. Hasilnya, sambung Dr Carina, sel akan secara alami membentuk antibodi yang dapat menjadi pelindung ketika tubuh terinfeksi virus yang sebenarnya.
“Sistem kekebalan tubuh akan mengenali protein virus tersebut sebagai zat asing dan akan memproduksi antibodi terhadapnya. Jika tubuh terinfeksi virus sebenarnya, antibodi yang telah terproduksi sebelumnya akan mengenali dan menyerang virus tersebut,” jelasnya.
Keunggulan Utama
Meskipun terbilang baru, Dr Carina mengatakan jika virus termodifikasi sebagai vektor telah umum menjadi komponen penyusunan vaksin. Ia menyebut beberapa virus yang telah termodifikasi, seperti Adenovirus, Lentiviruses, Poxviruses Including Vaccinia, dan juga Vesicular Stomatitis Viruses.
Menurut Dr Carina, vaksin berbasis viral vektor memiliki banyak keunggulan lebih jika dibandingkan dengan vaksin tradisional. Keunggulan tersebut tampak mulai dari saat produksi, pengedaran, hingga saat vaksin tersebut masuk ke dalam tubuh manusia.
“Mereka (vaksin viral vektor, Red) dapat menginduksi respon imun yang kuat dan tahan lama terhadap patogen. Produksinya juga relatif mudah dan cepat untuk memenuhi permintaan. Keuntungan lainnya, mereka cukup aman dan ditoleransi dengan baik bahkan pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang agak lemah,” simpulnya.
Penulis: Muhammad Badrul Anwar
Editor: Nuri Hermawan