UNAIR NEWS – Program MBKM Desa Emas merupakan program percepatan penurunan stunting di Jawa Timur dengan nama lengkap Desa ‘Emas’ atau juga dikenal dengan program Eliminasi Stunting. Diselenggarakan oleh BKKBN Provinsi Jawa Timur yang bermitra dengan Universitas Airlangga bersama dengan beberapa perguruan tinggi lain yang tersebar di Jawa Timur. Program Desa Emas tersebut dilaksanakan sejak bulan September hingga Desember. Tersebar di beberapa wilayah kota maupun kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Timur, salah satunya Kabupaten Bangkalan di Pulau Madura.
Tim Kelompok Desa Lantek Timur, Bangkalan di ketuai langsung oleh Rizki Dwi Febriano (S1-Administrasi Publik) bersama dengan anggota timnya yaitu Sri Munawaroh (S1-Keperawatan) dan Muhammad Hasan Al Banna (S1-Kedokteran). Rizki mengungkapkan program Desa Emas dibuat untuk mempercepat penurunan stunting di Jawa Timur melalui berbagai program yang disesuaikan dengan karakteristik kewilayahan.
“Tema yang diangkat adalah percepatan penurunan stunting dan tujuan pelaksanaannya untuk menurunkan angka stunting di Jawa Timur,” ungkapnya.
Pelaksanaan Lima Pilar Desa Emas
Dalam pelaksanaan Desa emas, mahasiswa dituntut dalam melaksanakan lima pilar program. Mulai dari kegiatan FGD, Pendampingan Audit, Kampanye Anti Stunting, sosialisasi LADUNI, serta pemetaan potensi pangan lokal.
“Pilar pertama, melaksanakan FGD dengan Pemerintah Desa terkait dengan kesiapan SDM dan pendanaan dalam rangka penurunan stunting. Pilar kedua, melakukan pendampingan audit kasus stunting dan Rumah Dataku. Pilar Ketiga, Kampanye Anti Stunting secara partisipatoris dengan membuat video TikTok, membuat media edukasi serta melakukan edukasi berbasis perubahan perilaku kepada Kader Posyandu, Bidan, dan Tim Pendamping keluarga,” jelasnya.
“Pilar Keempat, melakukan Sosialisasi Layanan Terpadu Pranikah (Laduni) dan Multiple Micronutrient (MMN) serta Pembangunan Sarana Air Bersih, Pilar 5. Pemetaan Potensi Pangan Lokal dengan melakukan survei konsumsi baduta dan pasar atau warung,” tambahnya.
Bangun Sarana Air Bersih
Mahasiswa Administrasi Publik itu menuturkan dalam mendukung terpenuhinya lima pilar diatas. Kelompok itu akan membangun sarana air bersih berupa pembuatan tower tandon air sebanyak dua titik di Desa Lantek Timur. Tepatnya berada di Dusun Prengan dan Dusun Masaran yang telah dipersiapkan mulai dari bulan September hingga Desember.
“Persiapan pembangunan sarana air bersih dimulai pengarahan pada bulan September, bulan November dengan penyusunan RAB pembangunan sarana air bersih, dan bulan Desember mulai dilaksanakan pembangunan sarana air bersih,” tuturnya.
Rizki menuturkan dapat mendapat pelajaran dan pengetahuan baru dari sisi budaya dan sosial masyarakat secara langsung di desa. Dia juga berkesempatan untuk berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan dalam upaya menurunkan angka stunting. Mulai dari Kepala Puskesmas, Penyuluh KB, Perangkat Desa, dan seluruh stakeholder lain yang terlibat.
Dengan dilaksanakannya Desa Emas, Rizki berharap program tersebut dapat memberikan akses air bersih yang memadai. Sehingga sinergi program sosialisasi dan hadirnya sarana tersebut dapat berdampak mengurangi angka stunting di wilayah itu secara bertahap.
“Harapannya program ini dapat memberikan manfaat dan membantu desa dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi dan kesehatan agar dapat mengurangi angka stunting,” harapnya.
Penulis: azhar burhanuddin
Editor: Feri Fenoria