Universitas Airlangga Official Website

Deteksi Gejala Kanker Payudara, Mahasiswa Ciptakan PAKAPARA

Tim Mahasiswa profesi praktik kebidanan komunitas (foto: dok istimewa)

Mahasiswa profesi praktik kebidanan komunitas Universitas Airlangga memberikan penyuluhan mengenai kanker payudara. Penyuluhan berlangsung di RT 01 RW 04 Kelurahan Manyar Sabrangan, yang merupakan wilayah binaan Puskesmas Mulyorejo, pada Jumat (6/9/2024). Penyuluhan ini sebagai bentuk promosi kesehatan yang merupakan bagian penting dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dari UNDP. Ada yang berbeda dengan penyuluhan kali ini. Penyuluhan ini menggunakan phantom yang disebut dengan PAKAPARA (Phantom Kanker Payudara).

Phantom sendiri merupakan alat peraga yang umumnya digunakan untuk mengetahui anatomi dan faal tubuh sekaligus merupakan media pembelajaran yang mengandung ciri-ciri dari konsep yang sedang dipelajari. Phantom Kanker Payudara ini dibuat menggunakan kain sisa dan dakron yang dibuat menyerupai berbagai bentuk payudara sesuai dengan tanda gejala kanker payudara.

“Phantom payudara yang kami gunakan menggambarkan bentuk payudara dengan beberapa ciri-ciri kanker payudara yang perlu dikenali sejak dini” ungkap Susanti

Peserta yang sebagian besar adalah ibu-ibu rumah tangga ini sangat antusias mendengarkan berbagai informasi terkait kanker payudara yang disampaikan oleh tim mahasiswa profesi bidan yang berjumlah 9 orang diantaranya Susanti, Febronia M.D Lehang, Veronica F. Mali, Eulis Ardiyanti Sari, Febi Pramuji Lestari, Febe Ernila, Siti Fatimah, Elisabet Br Sebayang dan Elisantri S.E Rambu Likka.

Kanker payudara merupakan pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel pada payudara. Munculnya sel kanker tersebut terjadi sebagai hasil dari mutasi atau perubahan yang tidak normal pada gen yang bertanggung jawab menjaga pertumbuhan sel dan menjaganya tetap normal (sehat). Kanker payudara dapat dideteksi lebih dini dengan cara pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), untuk mengetahui sejak dini.

Salah satu mahasiswa profesi bidan yang memberikan edukasi langsung kepada ibu-ibu di RT 1 mengaku bahwa kegiatan ini mampu memberikan wawasan baru bagi ibu-ibu yang selama ini belum pernah melihat secara langsung bentuk payudara yang terkena kanker. “Ibu-ibu cukup antusias dalam mengikuti kegiatan ini. Banyak dari mereka yang bertanya serta sangat antusias memperhatikan penjelasan terkait tanda gejala kanker payudara menggunakan PAKAPARA. Harapan kami melalui PAKAPARA ini diharapkan masyarakat dapat memiliki gambaran yang jelas terkait tanda gejala kanker payudara sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran secara dini” ungkap Febi

Kanker payudara bisa diobati dengan beberapa cara, tergantung pada kondisi penderita dan jenis kanker payudara itu sendiri namun selama ini banyak wanita tidak menyadari ciri-ciri kanker payudara sedari awal sehingga baru ke dokter saat stadiumnya sudah parah. Semakin dini tanda gejala kanker payudara ditemukan maka peluang keberhasilan pengobatan akan semakin meningkat.

Pemberian edukasi mengenai tanda gejala kanker payudara, dibawah bimbingan dosen Universitas Airlangga, Ibu Euvanggelia Dwilda F., S.Keb., Bd., M.Kes dan kepala Puskesmas Mulyorejo, dr. Erna Mindarti serta bidan kelurahan Manyar Sabrangan Farida Aprilia, A.Md. Keb. Mahasiswa juga memberikan edukasi mengenai cara pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan memberikan berbagai tips untuk mencegah kanker payudara diantaranya pemeriksaan payudara secara rutin baik oleh tenaga kesehatan maupun pemeriksaan sendiri, makan makanan yang sehat, berolahraga secara teratur, tidak merokok dan minum alkohol.

Salah satu hambatan dalam pembuatan PAKAPARA ini adalah proses penentuan bahan dan ukuran panthom agar terhindar dari konten pornografi. “Karena yang kami buat adalah bentuk payudara dengan ciri-ciri kanker yang kelak akan digunakan sebagai media penyuluhan di Masyarakat, maka kendala awal yang kami hadapi adalah penentuan bahan dan ukuran agar jauh dari kesan pornografi akhirnya bahan yang kami pilih adalah kain flannel sisa dengan isian dakron dengan ukuran panthom payudara masing-masing berdiameter ±10 cm” ungkap Febe Ernila.

PAKAPARA (Phantom Kanker Payudara) hasil buatan mahasiswa diberikan kepada Kepala Puskesmas Mulyorejo agar dapat dimanfaatkan sebagai media edukasi kanker payudara, sehingga kegiatan edukasi menggunakan PAKAPARA ini menjadi salah satu terobosan baru dalam upaya pencegahan kanker payudara.

penulis: Tim Pengmas