UNAIR NEWS – Universitas Airlangga terus meningkatkan kualitas diri untuk menuju pentas universitas berkelas dunia. Salah satunya, adalah dengan menggelar forum diskusi serius namun santai antara mahasiswa internasional dengan pimpinan akademik dan kemahasiswaan.
Forum “Lunch with International Students” diikuti oleh 230 mahasiswa internasional di UNAIR dari berbagai program, antara lain penerima beasiswa Kemitraan Negara Berkembang, Darmasiswa, program AMERTA, dan peserta Kelas Internasional sarjana, magister hingga doktoral.
Wakil Rektor I UNAIR Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.D, Sp.PD., K-GH, mengharapkan adanya masukan dari para mahasiswa internasional mengenai urusan akademik maupun non akademik. “Karena saat ini kita sedang menuju perguruan tinggi berkelas dunia. Oleh karena itu, keberadaan kalian sangat penting di sini,” tutur Djoko.
Topik publikasi penelitian menjadi bahasan awal dari peserta forum kali ini. Salah satu mahasiswa yang menempuh studi doktor di Fakultas Kesehatan Masyarakat, mengatakan banyaknya tugas rutin perkuliahan dan waktu studi yang singkat membuat jumlah publikasi penelitian di jurnal bereputasi menjadi tidak tinggi. Menanggapi hal tersebut, Warek I menuturkan, publikasi merupakan tuntutan seorang sivitas akademika. Apalagi, saat ini, pemerintah sudah menerbitkan peraturan yang mewajibkan mahasiswa master dan doktor untuk menerbitkan artikel penelitian di jurnal.
“Kuliah di jenjang doktor lebih banyak tuntutannya daripada master. Di negara Anda, pasti setiap mahasiswa juga akan menemui kewajiban tersebut,” tutur Djoko.
Di forum ini tak hanya membahas masalah akademis, tetapi juga kemahasiswaan. Koordinator Unit Kegiatan Mahasiswa Direktorat Kemahasiswaan, Deny Yasmara, M.Kep., mengatakan bahwa seluruh UKM di UNAIR terbuka dan secara senang menerima mahasiswa internasional untuk bergabung dengan setiap klub.
Di UNAIR, ada 40 UKM yang terdiri dari berbagai kelompok seperti kerohanian, bela diri, seni, olahraga, dan khusus.
“Mahasiswa internasional bisa bergabung dengan UKM-UKM. Tinggal datang ke Student Center, dan bertanya apakah bisa bergabung. Kalian bisa bergabung dengan UKM-UKM tersebut tanpa dipungut biaya,” tutur Deny.
Ketua International Office and Partnership, Dian Ekowati, Ph.D, mengatakan acara ini merupakan pertama kalinya digelar oleh unit kerja yang dipimpinnya. Menurutnya, proses internasionalisasi memang tak sepenuhnya berjalan mudah. Maka, salah satu langkah mengevaluasi diri adalah dengan mendengarkan masukan-masukan dari mahasiswa asing.
“Karena mereka ini adalah salah satu elemen penting buat kami untuk internasionalisasi, maka kami ingin mendengarkan banyak masukan dari mereka,” tutur Dian.
Penulis: Defrina Sukma S