Universitas Airlangga Official Website

Dokter Robiatur Sarankan Skrining Kanker Serviks di PLK UNAIR

Dokter Robiatur Rosyidah dalam pembahasannya tentang kanker serviks. (Foto: SS JawaPosTV)

UNAIR NEWS – Mengangkat tema berbeda dari sebelumnya, JawaPosTV kembali melangsungkan segmen siaran Sehat Pagi pada Rabu (01/06/2022). Bersama dokter umum dari Klinik Pusat Layanan Kesehatan (PLK) Universitas Airlangga, Robiatur Rosyidah, dr, siaran tersebut mengusung judul, “Kanker yang Dapat Dicegah” dan disiarkan secara daring melalui laman web JawaPos TV.

Persepsi khawatir masyarakat pada kanker menjadi pembuka siaran langsung kali ini. Menyikapinya, Dokter Robi meluruskan kembali pengertian umum kanker. “Kanker itu kan adalah pertumbuhan sel atau jaringan yang tidak normal, yaitu bertumbuh secara tidak terkendali sehingga mempengaruhi fungsi dari sel-sel yang terkena itu tadi,” paparnya.

Lebih lanjut, Dokter Robi membahas penyebab kanker, seperti keturunan, makanan, radikal bebas, gaya hidup, dan penurunan imunitas. “Seperti yang akan saya bicarakan hari ini, kanker yang bisa dicegah, yaitu kanker serviks yang faktor risikonya itu adalah memiliki perilaku seks yang tidak sehat, aktivitas seksualnya dimulai dari usia yang muda, perokok, pil KB, dan dari kurang bagusnya imunitas,” terangnya.

Kanker serviks, sambungnya, disebabkan oleh infeksi virus HPV yang hanya bisa berkembang ketika imunitas kurang baik. Karena letak serviks yang dekat dengan vagina, Dokter Robi mengungkap bahwa ada langkah preventif untuk kenali kanker serviks sedari dini, yakni proses skrining.

Berkaitan dengan itu, Dokter Robi mengimbau masyarakat, khususnya wanita, untuk melakukan skrining kanker serviks yang dapat mendeteksi keabnormalitasan sel sebelum berkembang menjadi sel kanker. Skrining ini, lanjutnya, disebut Paps Smear, dapat dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama, seperti puskesmas dan Pusat Layanan Kesehatan UNAIR, serta biayanya dapat ditanggung oleh BPJS.

“Paps Smear itu kita sarankan untuk wanita yang usia reproduktif aktif atau sudah menikah sampai usia 65 tahun. Pengulangannya (skrining, red), tergantung kondisinya pasien masing-masing, bisa setahun sekali, dua tahun sekali,” tambah Dokter Robi. 

Dokter Robi juga mengutarakan pesannya kepada seluruh penonton pada akhir sesi. “Kalau misalnya punya kesempatan untuk skrining, silakan skrining serajin mungkin, dijaga gaya hidupnya supaya imunitasnya nggak turun. Kalau sudah terkena, ndak papa, kita terima, kita berjuang sama-sama supaya segera sembuh dengan treatment yang sekarang sudah bagus sekali,” ujarnya. 

Penulis: Leivina Ariani Sugiharto Putri

Editor : Nuri Hermawan