UNAIR NEWS – Selain menjanjikan pahala, puasa memang terbukti menyehatkan. Namun beberapa golongan-golongan tertentu seperti lansia, harus memperhatikan beberapa hal agar puasanya tidak berdampak buruk terhadap tubuh.
Dosen asal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR), dr Novira Widajanti SpPD KGer FINASIM membagikan beberapa tips agar puasa para lansia dapat berjalan lancar.
Ia menyebutkan bahwa lansia harus dapat menilai kemampuannya sendiri untuk dapat berpuasa. Jika lansia merasa mampu dan merasa tidak akan menimbulkan potensi sakit, maka boleh untuk berpuasa.
“Seperti yang kita tahu bahwa lansia mengalami penurunan biologis. Untuk itu harus diketahui apakah mengonsumsi obat-obatan, atau berpotensi mengalami malnutrisi,” sebut dr Novi.
Gizi Seimbang
Selain itu, lansia harus tetap dapat memenuhi kebutuhan gizi seimbang, baik dalam bulan puasa maupun tidak. “Semisal pada saat puasa, bisa berpatokan pada porsi pedoman gizi seimbang, yaitu 50 persen saat berbuka, 10 persen setelah tarawih, dan 40 persen saat sahur,” papar dokter spesialis penyakit dalam tersebut.

Dalam acara Dokter Edukasi Edisi Ramadan pada Senin (10/04/2023) itu, dr Novi menyebutkan bahwa tidak hanya gizi makanan yang harus dicukupi, namun juga cairan. “Jangan sampai karena tidak memperhatikan porsi cairan akhirnya berdampak pada dehidrasi,” ungkapnya.
Selain itu, dr Novi juga menekankan bahwa manfaat puasa memang besar, namun juga harus bersamaan dengan kemampuan serta kondisi fisik yang baik. “Niatnya bagus jika berpuasa. Namun harus melihat keterbatasan diri terlebih dulu. Jika lemas atau tanda-tanda tidak kuat, justru bisa berpotensi buruk bagi tubuh,” sebutnya.
dr Novi menambahkan, baik berpuasa ataupun tidak, lansia dapat meningkatkan kualitas hidupnya melalui mobilitas fisik, serta hubungan sosial antar individu.
Selama bulan Ramadan, Dokter UNAIR TV secara rutin mengadakan gelar wicara dengan tema puasa. Program tersebut untuk dapat memperdalam pengetahuan masyarakat seputar kesehatan dan puasa. (*)
Penulis : Stefanny Elly
Editor : Binti Q. Masruroh