UNAIR NEWS – Ibadah puasa di bulan Ramadhan adalah ibadah wajib yang harus dijalankan seluruh umat Islam. Namun bagi penderita diabetes, berpuasa dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya jika tidak dilakukan dengan tepat.
Pada saat menjalankan ibadah puasa, penderita diabetes akan lebih berisiko untuk mengalami kenaikan atau kekurangan kadar gula darah. Kondisi ini dapat membuat pasien penderita diabetes rentan terkena komplikasi diabetes seperti hipoglikemia, dehidrasi dan ketoasidosis diabetik.
Sony Wibisono Mudjanarko dr SpPD KEMD FINASIM dalam acara Dokter UNAIR TV (10/4/2022) menyampaikan bahwa terdapat beberapa faktor risiko seseorang dapat menderita diabetes. Diantaranya adalah obesitas, mengidap tekanan darah tinggi atau hipertensi dan riwayat keluarga.
“Gen yang diturunkan dari ibu penderita diabetes cenderung lebih tinggi angka kejadiannya,” ungkap dokter Sony.
Tips Puasa bagi Penderita Diabetes
- Berkonsultasi dengan dokter
Sebelum memasuki bulan Ramadhan, ada baiknya pasien diabetes berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Dokter akan memeriksa kondisi tubuh serta kadar gula darah pasien. Selanjutnya dokter akan memberikan saran-saran terbaik untuk pasien yang ingin berpuasa.
“Alangkah baiknya tiga bulan sebelum Ramadhan, pasien sudah melakukan konsultasi ke dokter, agar dokter dapat mengevaluasi kondisi pasien. Maka selanjutnya dokter dapat mengklasifikasikan pasien risiko rendah, sedang atau berat” jelasnya.
- Asupan cairan
Penderita diabetes akan lebih mudah mengalami dehidrasi karena tubuhnya kekurangan cairan. Pada saat berpuasa tubuh tidak mendapatkan asupan cairan yang cukup, sehingga akan memperburuk kondisi tersebut. Oleh karena itu, mencukupi cairan pada saat berbuka dan sahur membuat tubuh terhindar dari dehidrasi. “Hindari konsumsi minuman terlalu manis dan mengandung kafein, karena berisiko menimbulkan dehidrasi,” ujarnya.
- Asupan makanan
Konsumsi makanan tinggi serat, protein dan karbohidrat kompleks bagi penderita diabetes sangat dianjurkan. Contohnya brokoli, wortel, pisang dan apel. Makanan yang mengandung karbohidrat sederhana sebaiknya dikurangi karena berisiko untuk menyebabkan hiperglikemia.
- Atur aktivitas fisik
Aktivitas fisik pada saat berpuasa cenderung lebih sedikit karena jika aktivitas fisik berlebihan atau bahkan sampai kelelahan dapat menyebabkan hipoglikemia.” Hipoglikemia adalah kondisi kadar gula darah berada di bawah normal.
“Begitupun dengan pola tidur. Usahakan untuk tidur cukup selama Ramadan. Sehingga dapat meminimalisir kelelahan,” ucapnya.
- Pemantauan gula darah
“Apabila merasakan beberapa gejala, seperti berkeringat dingin, gemetar, dan pusing, maka segera hentikan puasa. Gejala-gejala tersebut bisa menjadi tanda bahwa tubuh sedang mengalami hipoglikemia,” jelas dokter sony.
Lebih lanjut, penderita diabetes juga perlu tetap memonitor kadar gula darah dan menyesuaikan dosis obat diabetes yang digunakan saat menjalani ibadah puasa.
“Tips-tips puasa bagi penderita diabetes di atas bisa menjadi panduan dalam menjalani ibadah puasa dengan aman. Tapi perlu diingat, apabila kadar gula darah <70 mg/dl atau >300 mg/dl, maka segeralah batalkan puasa. Hal ini bisa menjadi tanda bahwa Anda mengalami hipoglikemia atau hiperglikemia,” pungkasnya. (*)
Penulis: Muhammad Suryadiningrat
Editor: Nuri Hermawan