Universitas Airlangga Official Website

Dongkrak Prestasi Mahasiswa, Hima Radiologi Gelar Webinar Mentoring Intensif

Firman Hidayat dalam kegiatan kegiatan mentoring radiology intensive (MRI). (Dok Pribadi)

UNAIR NEWS – Aktif menjadi mahasiswa yang memiliki prestasi tingkat nasional maupun internasional merupakan sebuah cita-cita, bukan? Kali ini, mendongkrak prestasi mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Radiologi (Hima Radiologi) Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan mentoring intensif pada Minggu (22/5/2022) menghadirkan mahasiswa berprestasi Firman Hidayat.

Dalam kegiatan itu Firman memberikan trik dan tips menjadi mahasiswa berprestasi. Ia adalah salah satu mahasiswa yang banyak mengikuti kegiatan, baik lomba di tingkat nasional maupun internasional. Pengalaman tersebut ia bagikan kepada mahasiswa untuk menyulut api semangat agar turut mengikuti jejak prestasinya.

Menurutnya, mahasiswa harus dapat menguasai setidaknya empat skill dasar agar dapat memudahkan meraih prestasi, terutama dalam perlombaan paper yakni reading, writing, publik speaking, teamwork, dan problem solving atau pemecahan masalah.

Firman mengawali presentasi dengan memperkenalkan karya tulis yang ia bedakan menjadi dua, yakni karya tulis ilmiah (KTI) dan karya esai ilmiah. Keduanya seringkali salah kaprah diartikan mahasiswa. Sebab, keduanya sama-sama berbentuk karya tulis namun memiliki perbedaan dalam hal isi.

Perbedaan KTI dan Esai

Menurut Firman, karya tulis ilmiah (KTI) merupakan studi literatur atau penelitian yang sudah dilakukan, terdiri dari 5 bab dengan isi kurang lebih hanya 20 halaman saja. Selanjutnya, isi dari KTI lebih kompleks, di mana terdiri atas 70 persen fakta dan 30 persen opini.

Sementara esai ilmiah menurut Firman berupa gagasan atau ide yang belum terealisasikan. Esai didasarkan atas studi literatur atau jurnal dan buku sebagai data. Pada esai ilmiah hanya tersusun dari tiga bab saja terdiri dari pendahuluan, isi, dan penutup. Lalu hanya terdiri lima sampai sepuluh halaman saja dengan komposisi yang minimalis dengan 70 persen opini dan 30 persen fakta.

“KTI merupakan salah satu tools untuk dapat meraih prestasi di dunia perkuliahan, di mana biasanya KTI berupa laporan atau kegiatan penelitian yang telah dilakukan dan ada hasilnya. Sedangkan untuk esai ilmiah sebuah gagasan atau ide saja. Namun, esai ilmiah juga didasarkan atas data-data yang valid untuk mendukung statement,” ujarnya kepada audiens.

Mengapa harus KTI? Terdapat beberapa alasan yang dipaparkan Forman. Yakni, salah satunya dapat mengimplementasikan ilmu yang telah dipelajari. Selain itu, dapat mengasah skill menulis dan berpikir kritis, sebagai salah satu ajang pemanasan sebelum menghadapi skripsi, dan dapat membanggakan almamater serta orang sekitar saat meraih prestasi.

Di akhir pemaparan, ia mengajak peserta mengembangkan minat dan prestasi selama masih menjadi mahasiswa. Terdapat banyak manfaat ketika mahasiswa berprestasi, antara lain memperluas relasi, sebagai bekal apply beasiswa, serta jalan-jalan gratis dibiayai kampus. (*)

Penulis: Septiana Wulandari

Editor: Binti Q. Masruroh