UNAIR NEWS – Prof apt Marcellino Rudyanto Drs MSi PhD menjadi salah satu yang dikukuhkan sebagai guru besar Universitas Airlangga (UNAIR) pada Kamis (15/5/2025). Pria kelahiran Blitar itu dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Farmasi dalam bidang ilmu kepakaran kimia organik sintesis. Pada kesempatan tersebut, Prof Marcellino menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul “Sintesis Total Bahan Alam: Wahana Menuju Kemandirian Bahan Baku Obat di Indonesia”.
Sintesis Bahan Alam
Prof Marcellino menyebut, kini Indonesia masih banyak mengimpor bahan baku obat dari luar negeri. Dari orasinya, ia memaparkan temuannya untuk berkontribusi dalam masalah ini. Pada dasarnya, sintesis merupakan proses pembuatan molekul dari atom atau molekul lain yang lebih sederhana. Dalam penelitiannya, Prof Marcellino melakukan sintesis organik. Salah satu latar belakangnya karena Indonesia merupakan negara dengan penghasil keragaman hayati terbesar kedua di dunia.

“Pada pengembangan metode, kami mengembangkan metode sintesis senyawa bisiklik melalui sikloaklenilasi dengan katalis paladium,” kata Prof Marcellino. Lebih lanjut ia juga menerangkan bahwa metode ini dikembangkan lebih ramah lingkungan dengan media air. Sementara itu, Prof Marcellino juga telah mensintesis total beberapa bahan alam.
Salah satunya adalah sintetis total scoparine A, scoparine B, dan ruprecht styril. Kandungan tersebut dapat ditemukan pada tanaman yang bermanfaat untuk obat asma hingga bahan anti kanker. Sintesis yang dilakukan Prof Marcellino merupakan yang pertama kali dilakukan di dunia. Capaian ini mengantarkannya untuk mendapat Haryanto Dhanutirto Award pada 2008.
Urgensi Sintesis Bahan Alam
Sintesis bahan alam perlu dilakukan guna membuktikan kebenaran struktur kimia. “Karena kadang-kadang struktur kimia harus direvisi setelah hasil sintesis memberikan data strestokopi yang berbeda dengan hasil isolasi,” paparnya. Selain itu juga untuk mendapatkan kuantitas yang cukup dalam uji aktivitas maupun produksi.
Menurutnya, jumlah kandungan suatu bahan bisa jadi sangat sedikit, sehingga sintesis menjadi urgensi. Lebih lanjut, sintesis bermanfaat dalam penemuan dan pengembangan obat baru. Terutama dalam mewujudkan kemandirian produksi bahan baku obat di Indonesia. “Pengembangan bahan alam lebih lanjut akan membuka peluang lebih besar bagi munculnya obat modern asli Indonesia. Untuk itu kemampuan sintesis adalah sebuah keniscayaan,” ujarnya.
Penulis: Afifah Alfina
Editor: Yulia Rohmawati