n

Universitas Airlangga Official Website

Dosen FKH UNAIR Dapatkan Banyak Pengalaman Usai Ikuti Staff Exchange di Jepang

Dhandy Koesoemo Wardhana, drh., M.Vet. UNAIR
Dhandy Koesoemo Wardhana, drh., M.Vet. (berdiri sisi depan, lima dari kanan) bersama dosen dari berbagai negara di benua Asia mengikuti Sakura Science Plan 2018 yang diselenggarakan oleh Azabu University, Jepang, pada 28 Agustus hingga 6 September 2018. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Guna menambah pengetahuan yang belum didapat dari dalam negeri, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (UNAIR) memberikan kesempatan bagi dosen untuk belajar di luar negeri. Kegiatan itu dilaksanakan selama sepuluh hari, terhitung sejak 28 Agustus hingga 6 September 2018, tepatnya di Azabu University, Sagamihara, Kanagawa, Jepang.

Dosen FKH UNAIR yang mengikuti program itu adalah Dhandy Koesoemo Wardhana, drh., M.Vet. Program tersebut diselenggarakan oleh Azabu University. Yang mana, kegiatan yang bernama Sakura Science Plan 2018 itu disponsori oleh Japan Science and Technology Agency (JST).

“Selain untuk menambah pengetahuan, staff exchange ini juga untuk mempelajari budaya di sana serta mencari kemungkinan beasiswa untuk meneruskan studi,” tutur dosen kelahiran 15 Oktober 1990 tersebut.

Kegiatan staff exchange itu diikuti oleh dosen dari beberapa negara di Asia. Antara lain Indonesia, Bangladesh, Bhutan, Kamboja, China, India, Kazakhstan, Korea Selatan, laos, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Nepal, Papua New Guinea, Philipina, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Jepang.

Dhandy Koesoemo Wardhana, drh., M.Vet. (baju hitam, berdiri memegang banner di sisi kanan) bersama dosen dari berbagai negara di benua Asia mengikuti Sakura Science Plan 2018 yang diselenggarakan oleh Azabu University, Jepang, pada 28 Agustus hingga 6 September 2018. (Foto: Istimewa)

Selama proses belajar, peserta Sakura Science Plan 2018 melakukan praktikum dan mendapat kuliah dari dosen di Jepang mengenai diagnosa penyakit infesius dan mencegah terjadinya wabah terkait kesehatan hewan. Peserta juga diminta untuk melakukan beberapa presentasi seperti presentasi tentang penyakit menular pada hewan yang terjadi di masing-masing negara dan poster ilmiah. Untuk menambah pengetahuan, peserta diajak untuk melakukan kunjungan ke beberapa tempat.

“Kami juga melakukan beberapa kunjungan ke Visit Life Museum of Azabu University, JICA Museum di Yokohama, dan Dr. Sugiura Museum of the First Schistosoma Japonicum di Yamanashi,” tambahnya.

Dhandy menuturkan, setelah mengikut kegiatan tersebut ada beberapa ilmu yang bisa diterapkan di UNAIR. Salah satunya ialah metode praktikum modern penyakit infeksius pada hewan. Kegiatan itu juga menambah koneksi dosen dari universitas di luar negeri.

“Saya berharap UNAIR bisa bertambah kualitasnya dalam bentuk peningkatan mutu peralatan dan perlengkapan praktikum agar dapat sukses terus ke depannya, serta setara dengan universitas di negara maju,” pungkasnya. (*)

Penulis :  M. Najib Rahman

Editor : Binti Q. Masruroh