Universitas Airlangga Official Website

Generasi Milenial Bisa Ambil Peran Hadapi Perubahan Iklim

Dosen FKM UNAIR Ajak Generasi Milenial Ambil Peran Hadapi Perubahan Iklim

UNAIR NEWS – Merayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Surabaya dan Suistanable Development Goals (SDGs) UNAIR menggelar kajian perubahan iklim pada Kamis (1/6/2023) di Desa Larangan, Kecamatan Candi, Sidoarjo. Acara itu mengusung tema Aksi Iklim Generasi Muda dan Komunitas Untuk Lebih Peduli Iklim dan Lingkungan.

Kali ini, dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR), Dr R Azizah bertindak sebagai narasumber. Ia memberikan materi bertajuk Aksi Iklim untuk Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim Generasi Z.

Dalam pemaparannya, ia menjelaskan bahwa perubahan iklim terlihat lewat adanya perubahan pola, intensitas atau pergeseran parameter utama iklim seperti curah hujan, suhu, kelembaban, angin, tutupan awan, dan penguapan.

“Perubahan iklim berdampak pada ekosistem dan manusia di seluruh bagian benua dan samudra di dunia. Sehingga, dapat menimbulkan risiko besar bagi kesehatan manusia, keamanan pangan, dan pembangunan ekonomi,” ujar dosen FKM UNAIR itu.

Dampak Pemanasan Global

Selanjutnya, Azizah menyampaikan bahwa global warming dan climate change terjadi karena ada penurunan jumlah penebangan pohon di hutan. Hal tersebut terjadi karena hutan gundul tidak dapat menyerap panas matahari yang mengandung Karbon Dioksida (CO2). Sehingga, radiasi matahari hanya terserap sebagian dan sisanya akan memantulkan terperangkap oleh gas rumah kaca di atmosfer dan memantulkan radiasi keluar angkasa.

Selain itu, lanjut dosen FKM UNAIR itu, dampak dari pemanasan global lainnya disebabkan oleh penggunaan pupuk kimia yang menyimpang dinitrogen oksida (N2O), pembakaran jerami yang mampu menghasilkan karbon dioksida (CO2), gas metana (CH4), dan dinitrogen oksida (N2O). Serta, kotoran dari peternakan sapi yang menyumbang gas metana (CH4) sebanyak 56 kg per ekornya dalam setahun.

“Maka sangat penting untuk melakukan serangkaian kegiatan adaptasi dan mitigasi untuk menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca. Hal itu demi menanggulangi dampak dari perubahan iklim. Sehingga, dapat memanfaatkan peluang perubahaan iklim. Sedangkan potensi kerusakan akibat perubahan iklim berkurang dan konsekuensinya dapat teratasi,” tutur dosen FKM UNAIR itu.

Azizah juga memberikan beberapa contoh aksi yang dapat dilakukan oleh generasi saat ini untuk menyelamatkan bumi dari perubahan iklim. Salah satunya adalah menanam pohon yang memiliki kemampuan menyerap polutan dan mengelola sampah dengan melakukan budidaya maggot untuk mengurangi kegiatan pembakaran sampah dan gas CO2 yang dihasilkan dari sampah.

“Sudah seharusnya kita bertanggung jawab terhadap menjaga bumi kita. Karena generasi di masa depan masih ingin menghirup udara yang bersih. Sekecil apapun aksi yang kita lakukan tidak hanya untuk diri sendiri. Tetapi juga akan berdampak pada seluruh lapisan komoditas, flora fauna, dan masyarakat luas,” pungkasnya. (*)

Penulis: Aidatul Fitriyah

Editor: Binti Q Masruroh