Universitas Airlangga Official Website

Dosen FKp UNAIR Berikan Penyuluhan Penanganan Kejadian di Panti Werdha

Dosen FKp UNAIR Berikan Penyuluhan Penanganan Kejadian di Panti Werdha. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Rista Fauziningtyas SKep Ns MKep, Dosen Fakultas Keperawatan UNAIR berikan penyuluhan penanganan kejadian di Panti Werdha. Hal itu dilakukan dalam rangkaian acara  peringatan World Patient Safety Day yang diselenggarakan oleh Pusat Riset Keselamatan Pasien Universitas Airlangga, Jumat (30/09/2022).

Nursing home atau panti jompo ini tidak hanya memfasilitasi tentang bagaimana pelayanan kesehatannya melainkan juga pemenuhan kebutuhan dasar. Umumnya seseorang yang sudah berada di panti ini akan menetap di sana,” kata Rista

Rista menyoroti sumber daya tenaga kesehatan yang ada di Panti Werdha Indonesia masih belum mencakup seluruh tenaga kesehatan panti. Hal itu, lanjutnya, karena umumnya hanya terdapat satu sampai dua orang perawat di tiap lokasinya dan masih banyak yang belum mencapai kompetensi Ners.

“Sudah banyak staff di panti werdha namun tidak semua bisa melakukan penanganan lebih lanjut tentang penanganan kejadian kecelakaan gawat darurat seperti saat ada kejadian jatuh dan lain-lain sehingga masih memerlukan kolaborasi kerja dengan perawat puskesmas ataupun dokter klinik,” ujar Rista.

Pelaporan Insident Nursing Home

Rista juga mengatakan bahwa dengan banyaknya kejadian kecelakaan di panti Werdha, upaya pelaporan secara cepat dan tepat dari staff ke pihak penanganan terkait harus dilakukan. Untuk pelaporan Insiden Panti Werdha sendiri sebenarnya sudah berlangsung dengan cepat. 

“Biasanya penyampaian pelaporan secara verbal dan tertulis, tetapi yang harus digaris bawahi di sini pelaporan, penanganan, dan pendokumentasian kejadian itu belum terstruktur dengan baik bahkan belum mencapai SOP yang tepat,” ucap Rista.

Rista menegaskan bahwa kunci penanganan kejadian incident di Panti Werdha ini adalah pemenuhan fasilitas yang mumpuni baik dari segi penerangan, kondisi lantai yang kering, maupun pemasangan gelang penanda risiko jatuh. “Selain risiko jatuh, kejadian yang sering itu pasien pasien ini berkelahi karena kesalahpahaman. Dari hal itu perawat dan staff panti ini juga harus mempunyai kompetensi pendekatan emosional yang baik dalam berkomunikasi dengan pasien,” tegas Rista.

Rista juga menambahkan bahwa penyusunan SOP harus ditegakkan dengan mencantumkan indikator dan alur pelaporan serta penanganan incident dengan atau tanpa cedera. Selain itu, Ia juga mengharapkan kolaborasi Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan untuk mendukung program pencegahan incident Panti

“Tidak bisa saya pungkiri memang sangat perlu adanya kolaborasi antar dinas ini utamanya dalam perumusan SOP meskipun nanti record dokumentasinya berbeda antara Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan, tapi keduanya berperan dalam memaksimalkan upaya kejadian kecelakaan Panti,” pungkas Rista.

Penulis: Rosita

Editor: Nuri Hermawan