UNAIR NEWS – Akumulasi bahan organik yang menyebabkan tingginya amoniak dan total padatan tersuspensi (TSS) merupakan kendala dalam budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) intensif. Dilansir dari artikel yang ilmiah populer pada laman UNAIR NEWS oleh Prayogo, S.Pi., M.P., menjelaskan TSS dan Amonia yang terlalu tinggi dapat membahayakan ikan karena bisa mengakibatkan hipoksia, kerusakan insang, liver dan jaringan ginjal. Oleh karena itu sistem aquaponik banyak diaplikasikan untuk mereduksi bahan organik dalam budidaya ikan.
Dalam artikel berjudul “Utilization of Nitrosomonas sp and Nitrobacter sp probiotic towards total suspended solid and ammonia level in nile tilapia culturing using aquaponic system”. Prayogo menjelaskan bahwa sejauh ini dosis optimal dalam aplikasi probiotik bakteri nitrifikasi khususnya khususnya Nitrosomonas sp and Nitrobacter sp untuk mereduksi bahan organik pada aquaponik masih belum ditemukan.
“Dalam sistem aquaponik, keberadaan bakteri nitrifikasi sangat penting untuk mengubah bahan organik menjadi senyawa yang bisa dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman hidroponik, dimana kandungan bahan organik ini mempengaruhi tingginya TSS dan Amonia,” ungkapnya pada UNAIR NEWS (31/12).
Berdasarkan hasil yang didapat Dosis probiotik 1,5 dan 2 mg/L menunjukkan hasil paling signifikan karena menunjukkan kadar TSS yang paling rendah. Hal tersebut terjadi karena tersedianya bakteri nitrifikasi mampu menguraikan bahan organik sisa pakan dan feses yang merupakan sumber TSS dalam proses nitrifikasi.
“Protein yang terkandung dalam sisa pakan dan urea dalam feses akan mengalami proses deaminasi menjadi amonia yang akan terhidrolisis menjadi ammonium yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman hidroponik,” jelasnya.
Ia melanjutkan dalam proses nitrifikasi, ketersediaan DO (oksigen terlarut) pada media menentukan keberhasilan penguraian bahan organik oleh bakteri. Oleh karena itu selain probiotik penyediaan DO dalam media juga harus diperhatikan dalam perombakan bahan organik.
“Hal tersebut terjadi karena bakteri nitrifikasi merupakan bakteri aerob, dimana bakteri nitrifikasi membutuhkan oksigen untuk mengoksidasi amonia menjadi nitrat,” ungkap dia.
Pada akhir Prayogo menjelaskan dosis penggunaan probiotik Nitrosomonas sp and Nitrobacter sp. yang terlalu banyak juga dapat menurunkan efektivitas penguraian. Hal itu terjadi karena akan terjadi kompetisi nutrient terutama DO sehingga proses nitrifikasi tidak berjalan maksimal.
“Oleh karena itu, pada dosis yang lebih tinggi (2 mg/L) menunjukkan nilai TSS dan Ammonia yang lebih tinggi daripada dosis 1,5 mg/L,” pungkasnya. (*)
Penulis : Ivan Syahrial Abidin
Editor : Nuri Hermawan