Universitas Airlangga Official Website

Dosen FST UNAIR Adakan Pengmas Atasi Disfungsional Lahan

Penyampaian materi pembuatan pot dan penanaman dengan teknik vertikultur di daerah Keputih, Surabaya Timur pada (4/8/19). (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Jamak diketahui bahwa daerah Keputih wilayah Surabaya Timur mempunyai pembatas berupa sungai, dimana area di pinggir sungai banyak ditumbuhi tumbuhan liar dan kurang terawat dengan baik. Padahal, jika dilakukan budidaya tanaman obat, dapat mengatasi disfungsional lahan di sekitar sungai tersebut.

Berawal dari masalah tersebut, Dr. Junairiah, S.Si., M.Kes., bersama tim dosen dari Departemen Biologi Universitas Airlangga mengadakan pengabdian masyarakat di Keputih, Surabaya Timur. Pengabdian tersebut berjalan selama hampir dua bulan pada (4/8-29/9).

Menurut Dr. Jun sapaan akrabnya, budidaya tanaman obat tersebut menggunakan teknik budidaya vertikultur. Vertikultur merupakan alternatif teknik budidaya yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Dengan adanya permasalahan tersebut, lanjutnya, maka solusi untuk menanganinya adalah dari sisi  aspek budidaya,  produksi, dan manajemen. Adapun aspek budidaya meliputi pelatihan pembuatan pot dan rak vertikultur, pelatihan penanaman tanaman obat, pelatihan pemeliharaan tanaman.

“Aspek produksi meliputi pelatihan pembuatan produk dari bahan tanaman obat. Aspek manajemen meliputi pelatihan tentang manajemen keuangan,” tambahnya.

Dr. Jun menjelaskan, kegiatan tersebut dilaksanakan dalam dua tahap kegiatan. Tahap pertama dilaksanakan pada (4/8/2019) adalah pelatihan pembuatan pot dan rak vertikultur serta penanaman tanaman obat.

Hasil pot dan tanaman dengan teknik vertikultur. (Dok. Pribadi)

“Kegiatan yang dilaksanakan terdiri atas pretest, pemberian materi berupa ceramah dan tanya jawab tentang pelatihan pembuatan pot vertikultur, dan pelatihan penanaman dengan teknik vertikultur. Kegiatan ditutup dengan post-test,” jelasnya.

Untuk tahap kedua, sambungnya, dilaksanakan pada (29/9/19) adalah penyampaian materi tentang pelatihan  pembuatan produk dari tumbuhan obat dan pelatihan pembukuan sederhana tentang usaha  penjualan jamu. Pada tahap itu diakhiri dengan penilaian terhadap hasil pembuatan dan penanaman pot vertikultur dan pembuatan produk jamu.

Dengan adanya acara tersebut, Dr. Jun berharap para peserta dapat mengaplikasikan untuk budidaya tumbuhan obat serta mengolahnya menjadi produk jamu. Sehingga, dapat menambah pemasukan bagi keluarga.

“Semoga para peserta dapat mengaplikasikan untuk budidaya tumbuhan obat serta mengolahnya menjadi produk jamu sehingga dapat menambah pemasukan bagi keluarga. Hal ini juga dilakukan oleh ibu-ibu PKK di kelurahan Tlogo Mas, Kecamatan Lowok Waru Malang yang membudidayakan sayuran dengan teknik vertikultur,” pungkasnya. (*)

Penulis : Asthesia Dhea Cantika

Editor : Binti Q. Masruroh